Mekanisme terjadinya trauma pada trauma tumpul disebabkan
adanya deselerasi cepat dan adanya organ-organ yang tidak mempunyai kelenturan
(noncompliant organ) seperti hati, limpa, pankreas, dan ginjal.
Manifestasi Klinis
Adanya darah atau cairan usus akan menimbulkan rangsangan
peritoneum berupa nyeri tekan, nyeri ketok dan nyeri lepas, dan kekakuan
dinding perut. Adanya darah dapat pula ditentukan dengan shiffting dullness,
sedangkan adanya udara bebas dapat diketahui dengan hilang atau beranjaknya pekak
hati. Bising usus biasanya melemah atau menghilang. Rangsangan peritoneum dapat
pula berupa nyeri alih di daerah bahu terutama sebelah kiri.
Pada luka tembak atau luka tusuk tidak perlu lagi dicari
tanda-tanda peritonitis karena ini merupakan indikasi untuk segera dilakukan
laparatomi eksplorasi. Namun pada trauma tumpul seringkali diperlukan observasi
dan pemeriksaan berulang karena tanda rangsangan peritoneum bisa timbul
perlahan-lahan.
Pemeriksaan Penunjang
Berbeda dengan trauma tajam, pada keadaan ini kita sering
dihadapkan pada diagnosis yang meragukan, sehingga memerlukan pemeriksaan
penunjang untuk menegakan diagnosis.
Diagnosis perdarahan intraabdomen akibat trauma tumpul lebih
sulit dibandingkan dengan akibat trauma tajam, lebih-lebih pada tahap
permulaan. Untuk membantu menentukan apakah ada perdarahan dapat dibantu dengan
metode Von Lany dengan membandingkan leukosit/mm3 dengan eritrosit/mm3 setiap
setengah jam. Bila leukosit terus meningkat sedangkan eritrosit menurun tanpa
ada tanda-tanda radang, ini memberikan petunjuk adanya perdarahan.
Pemeriksaan laboratorium yang menunjang adalah kadar
hemoglobin, hematokrit, lekosit, dan analisis urin. Tetapi yang terpenting
adalah monitoring gejala klinis oleh seorang dokter dengan seksama. Bila
terjadi perdarahan akan terjadi penurunan hemoglobin dan hematokrit dan bisa
disertai lekositosis. Bila meragukan harus dilakukan pemeriksaan serial.
Sedangkan adanya eritrosit di dalam urin menunjang terjadinya trauma saluran
kencing. Kadar serum amilase 100 unit dalam 100 ml cairan abdomen menunjang
bahwa telah terjadi trauma pankreas.
Pemeriksaan radiologis yang biasa dilakukan adalah foto
polos abdomen 3 posisi. Yang perlu diperhatikan adalah tulang vertebra dan
pelvis, benda asing, bayangan otot psoas, dan udara bebas intra atau
retroperitoneal. Sedangkan IVP atau sistogram hanya dilakukan bila dicurigai
adanya trauma pada saluran kencing. Selain itu dapat juga dilakukan CT scan
untuk membantu menegakkan diagnosis pada trauma tumpul. Tindakan lainya yang
efektif tetapi invasif adalah lavase peritoneal diagnostik, untuk mengetahui
adanya cairan intraabdomen dan jenisnya.
Tindakan lavase peritoneal adalah tindakan melakukan bilasan
rongga perut dengan memasukkan cairan garam fisiologis sampai 1.000 ml melalui
kanul, setelah sebelumnya pada pengisapan tidak ditemukan darah atau cairan.
Hasilnya positif bila cairan yang keluar kemerahan, adanya empedu, ditemukan
bakteri atau eritrosit > 100.000/m3, leukosit > 500/m3, dan kadar amilase
> 100 u/100 ml.
Walaupun berbagai urutan penatalaksanaan trauma tumpul telah
dijelaskan, lavase peritoneal dan CT Scan adalah prosedur diagnosis yang banyak
digunakan pada pasien tanpa indikasi laparatomi yang jelas.
Penatalaksanaan
Hal umum yang perlu mendapat perhatian adalah atasi dahulu
ABC bila pasien telah stabil baru kita memikirkan penatalaksanaan abdomen itu
sediri. Pipa lambung, selain untuk diagnostik, harus segera dipasang untuk
mencegah terjadinya aspirasi bila terjadi muntah. Sedangkan kateter dipasang
untuk mengosongkan kandung kencing dan menilai urin.
Pada trauma tumpul, bila terdapat tanda kerusakan intra
peritoneum harus dilakukan laparotomi, sedangkan bila tidak, pasien diobservasi
selama 24 – 48 jam.
Tindakan laparotomi dilakukan untuk mengetahui organ yang
mengalami kerusakan. Bila terdapat perdarahan, tindakan yang dilakukan adalah
penghentian perdarahan. Sedangkan pada organ berongga, penanganan kerusakan
berkisar dari penutupan sederhana sampai reseksi sebagian.
http://wikimed.blogbeken.com/trauma-tumpul-abdomen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar