A. Pengertian pendidikan kesehatan
Pengertian pendidikan kesehatan adalah proses
membuat orang mampu meningkatkan kontrol dan memperbaiki kesehatan individu.
Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok atau masyarakat agar
belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-peubahan secara suka rela
dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)
Wood dikutip dari Effendi (1997), memberikan
pengertian pendidikan kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang pengaruh
menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang ada hubungannya
dengan kesehatan perseorangan, mayarakat dan bangsa. Kesemuannya ini,
dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimannya secara suka rela perilaku
yang akan meningkatkan dan memelihara kesehatan.
Menurut Steward dikutip dari Effendi (1997),
unsur program kesehatan dan kedokteran yang didalamnya terkandung rencana untk
merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu
tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan.
Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip
dari Notoatmodjo S, memberikan pengertian pendidikan kesehatan adalah proses
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik
fisik, mental dan social, maka masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan
aspirasinya, kebutuhannya, dam mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan
fisik, sosial, budaya, dan sebagainya).
Dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan
kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi, dan atau mempengaruhi orang lain,
baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup
sehat. Sedangkan secara operasional, pendidikan kesehatan merupakan suatu
kegiatan untuk memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri
(Notoatmodjo, 2003).
B. Tujuan pendidikan kesehatan
Tujuan pendidikan kesehatan merupakan domain
yang akan dituju dari pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan memiliki
beberapa tujuan antara lain pertama, tercapainya perubahan perilaku individu,
keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan
lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan
yag optimal. Kedua, terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan
masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan social sehingga
dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. Ketiga, menurut WHO tujuan
penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku perseorangan dan atau
masyarakat dalam bidang kesehatan (Effendy, 1997).
Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar
orang mampu menerapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa
yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada
mereka ditambah dengan dukungan dari luar, dan mampu memutuskan kegiatan yang
tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat
(Mubarak, 2009).
Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun
1992 dan WHO, tujuan pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik secara
fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun social,
pendidikan kesehatan disemua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit
menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun
program kesehatan lainnya (Mubarak, 2009).
Jadi tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk
memperoleh pengetahuan dan pemahaman pentingnya kesehatan untuk tercapainya
perilaku kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental
dan sosial, sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.
C. Metode pendidikan kesehatan
Penyampaian pendidikan kesehatan harus
menggunakan cara tertentu, materi juga harus disesuaikan dengan sasaran,
demikian juga alat bantu pendidikan disesuaikan agar dicapai suatu hasil yang
optimal. Untuk sasaran kelompok, metodenya harus berbeda dengan sasaran massa
dan sasaran individual. Untuk sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran
individual dan sebagainya.
• Metode
pendidikan individual.
Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan
yang bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau
seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau
inovasi.
Bentuk pendekatan antara lain:
• Bimbingan
dan penyuluhan (guidance and counseling)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan
petugas lebih intensif, setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek,
dan dibantu penyelesaiannya.
• Interview
(wawancara)
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien
untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk
mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai
dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan
yang lebih mendalam lagi.
• Metode
pendidikan kelompok
Dalam memilih pendidikan kelompok, harus
mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada
sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil.
Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.
Kelompok besar: penyuluhan lebih dari 15 orang,
dengan metode antara lain (a) Ceramah: metode yang baik untuk sasaran yang
berpendidikan tinggi maupun rendah. (b) Seminar : metode ini sangat cocok untuk
sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah keatas. Seminar adalah suatu
penyajian (presentasi) dari satu ahli dari beberapa ahli tentang suatu topik
yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat dmasyarakat.
Kelompok kecil: apabila peserta kegiatan itu
kurang dari 15 orang. Metode-metode yang cocok yaitu diskusi kelompok, curah
pendapat (brain storming), bola salju (snow balling), kelompok kecil-kecil
(bruzz group), role play (memainkan peranan) dan permainan simulasi (simulation
game)
• Metode
pendidikan massa (public)
Metode pendidikan (pendekatan) massa untuk mengkomunikasikan
pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau
public, maka cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. Tanpa membedakan
golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status social, tingkat pendidikan dan
sebagainya.
Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini
tidak langsung. Biasanya mengguanakan atau melalui media massa. Beberapa contoh
metode antara lain ceramah umum (public spesking), pidato-pidato diskusi
tentang kesehatan melalui media elektronik baik tv maupun radio, simulasi,
tulisan-tulisan di majalah atau Koran dan bill board yang di pasang di pnggir
jalan, spanduk poster dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2005)
• Penggunaan
alat bantu atau media
Media pendidikan pada hakikatnya adalah alat
bantu pendidikan, alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalm menyampaikan
bahan pendidikan/pengajaran. Disebut media pendidikan kesehatan karena alat-
alat tersebut merupakan saluran (channel) untuk menyampaikan informasi
kesehatan dan karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan
pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat dan klien (Notoatmodjo, 2003).
Salah satu tujuan menggunakan alat bantu yaitu
menimbulkan minat, mencapai sasaran yang banyak, merangsang sasaran pendidikan
untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain, untuk mempermudah
penyampaian, penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan, mendorong keinginan
orang untuk mengetahui dan menegakkan pengertian yang diperoleh (Notoatmodjo,
2003).
Menurut para ahli, indera indra yang paling
banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75%
sampai 87% dari pengetahuan manusia diperoleh disalurkan melalui mata.
Sedangkan 13% sampai 25% lainnya tersalur melalui indera lain. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa alat-alat visual lebih mempermudah cara penyampaian dan
penerimaan informasi atau bahan pendidikan (Notoatmodjo, 2003).
Pada garis besarnya hanya ada tiga macam alat
bantu pendidikan (alat peraga), antara lain:
Alat bantu melihat (visual aids) yang berguna
dalam membantu menstimulasi indera mata (penglihatan)pada waktu terjadinya
pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk. (1) Alat yang diproyeksikan, misalnya slide,
film, film strip dan sebagainya. (2) Alat-alat yang tidak diproyeksikan: (a)
Dua dimensi, gambar peta, bagan dan sebagainya. (b) Tiga dimensi, misalnya bola
dunia, boneka dan sebagainya.
Alat-alat bantu dengar (audio aids), yaitu alat
dapat membantu untuk menstimulasikan indera pendengar pada waktu proses penyampaian
bahan pendidikan/pengajaran. Misalnya : piring hitam, radio, pita suara dan
sebagainya.
Alat bantu lihat-dengar, seperti televise dan
video cassette. Alat-alat bantu pendidikan ini lebih dikenal dengan Audio
Visual Aids (AVA) (Notoatmodjo, 2003).
http://newjoesafirablog.blogspot.com/2012/06/makalah-pendidikan-kesehatan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar