Cari Blog Ini

30/09/11

Batuk


BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Keadaan tubuh sehat adalah suatu harga mutlak yang harus dimiliki oleh seorang manusia. Manusia dapat melaksanakan segala aktivitasnya dalam keadaan sehat. Keadaan sehat juga dapat mempengaruhi kondisi psikis seorang manusia, sehingga keadaan sehat juga berpengaruh dalam jasmani dan rohani manusia dalam hidup.
Namun sesuai kodrat yang asalnya dari Allah SWT sang maha pencipta, manusia tidaklah selalu merasakan sehat dalam hidupnya. Keadaan sakit dapat menerpa siapapun manusia tersebut.
Berbagai penyakit terutama pada saluran pernafasan memiliki gejala atau tanda yaitu batuk. Penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh kerusakan organ atau kelainan organ tersebut memberikan efek kepada tubuh, sehingga tiap-tiap penyakit memiliki gejalanya tersendiri. Disamping karena diakibatkan oleh adanya penyakit yang menerpa, batuk adalah suatu respons dari saluran pernafasan pada saat kemasukan agen-agen asing baik itu bakteri, virus maupun debu dan lain-lain.
Oleh karena pentingnya batuk sebagai respons protektif tubuh terhadap agen luar maupun sebagai gejala suatu penyakit inilah, maka penulis akan  membahasnya didalam laporan tutorial yang berjudul Batuk Sebagai Respons Terhadap Benda Asing Di Saluran Pernafasan.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dicantumkan di atas maka penulis dapat merumuskan berbagai masalah sebagai berikut:
1.              Apa yang dimaksud dengan batuk?
2.              Adakah kaitannya batuk dengan keadaan sistem imun tubuh?
3.              Bagaimanakah mekanisme terjadinya batuk?
4.              Bagaimanakah reflek batuk itu?
5.              Hubungan reflek batuk yang berkaitan dengan potensial aksi? (Dijelaskan di pembahasan).
6.              Apa saja penyebab batuk dan agen-agen yang menyebabkan batuk?
7.              Apa sajakah macam-macam batuk?
8.              Bagaimanakah penanganan batuk secara ilmu farmakologi?

C.      Tujuan
Melalui cakupan laporan tutorial ini. Penulis menginginkan dapat mencapai tujuan seperti berikut ini :
1.             Mahasiswa mengerti tentang pengertian batuk.
2.             Mahasiswa mengerti mekanisme batuk.
3.             Mahasiswa mengetahui mekanisme reflek batuk.
4.             Mahasiswa dapat menyebutkan agen-agen penyebab batuk.
5.             Mahasiswa mengetahui obat-obat yang harus diberikan saat batuk.

D.      Manfaat
Melalui laporan tutorial ini, diharapkan supaya dapat dipetik manfaatnya seperti:
1.             Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh keadaan sistem imun terhadap batuk.
2.             Mahasiswa mengetahui pentingnya batuk sebagai respon terhadap agen-agen asing.
3.             Mahasiswa tahu akan mekanisme kerja saat terjadinya batuk.
4.             Mahasiswa mengetahui macam jenis batuk.
5.             Mahasiswa mampu mengetahui cara penatalaksanaan terhadap batuk.

                                                                         




BAB II
STUDI PUSTAKA

A.      Yang dimaksud dengan batuk
Batuk merupakan reflek pertahanan yang timbul akibat iritasi percabangan tracheobronkial. Kemampuan untuk batuk merupakan mekanisme yang penting untuk membersihkan saluran nafas bagian bawah, dan banyak orang dewasa normal yang batuk beberapa kali setelah bangun pagi hari untuk membersihkan trakea dan faring dari sekret yang terkumpul selama tidur. Batuk juga merupakan gejala tersering penyakit pernafasan. Segala jenis batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu harus diselidiki untuk memastikan penyebabnya (Price et al, 2005).
Batuk adalah cara tubuh untuk mengeluarkan sekret atau material lain dari saluran nafas (Kee et al, 1996).
Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernafasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi karena adanya lendir, debu, asap dan sebagainya. Batuk adalah reflek normal yang melindungi tubuh (Anonim,A., 2009).
B.       Kaitan antara batuk dengan keadaan sistem imun tubuh
       Sistem imun seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, kita sangat bergantung pada imunitas yang utuh. Gangguan pertahanan imun yang disebabkan oleh keadaan imunodefisiensi akan mengakibatkan tubuh manusia mudah terserang oleh infeksii dan beberapa jenis tumor (Robbins et al, 2007).
       Fungsi sistem imun pada tubuh manusia adalah membedakan diri sendiri dari asing. Semua organisme adalah integrasi rumit beragam sel, jaringan, dan organ yang masing-masing diperlukan demi kelangsungan hidup. Untuk menunjang kehidupan, suatu organisme harus mampu melindungi diri dari ancaman terhadap jati-dirinya. Ancaman ini datang dari luar atau dari dalam tubuh.
       Untuk melindungi diri dari ancaman terhadap jati-dirinya, tubuh manusia telah mengembangkan reaksi pertahanan selular yang disebut respons imun. Mekanisme-mekanisme ini dapat disebut sebagai imunitas tubuh yaitu suatu keadaan perlindungan yang ditandai dengan daya ingat dan spesifisitas. Daya ingat adalah meningkatnya kemampuan terhadap suatu antigen karena pernah terpajan ke antigen tersebut. Fungsi utama dari imunitas adalah perannya dalam pertahanan adalah menghasilkan resistensi terhadap agen penginvasi seperti mikroorganisme, perannya dalam surveilans adalah mengidentifikasi dan menghansurkan sel-sel tubuh sendiri yang bermutasi dan berpotensii menjadi neoplasma, dan  perannya dalam homeostasis adalah membersihkan sisa-sisa sel dan zat-zat  buangan sehingga tipe-tipe sel tetap seragam dan tidak berubah (Price et al, 2005).
C.       Mekanisme terjadinya batuk
Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase inspirasi, fase kompresi dan fase ekspirasi. Batuk biasanya bermula dari inhalasi sejumlah udara, kemudian glotis akan menutup dan tekanan di dalam paru akan meningkat yang akhirnya diikuti dengan pembukaan glotis secara tiba-tiba dan ekspirasi sejumlah udara dalam kecepatan tertentu
Fase inspirasi dimulai dengan inspirasi singkat dan cepat dari sejumlah besar udara, pada saat ini glotis secara refleks sudah terbuka. Volume udara yang diinspirasi sangat bervariasi jumlahnya, berkisar antara 200 sampai 3500 ml di atas kapasitas residu fungsional. Penelitian lain menyebutkan jumlah udara yang dihisap berkisar antara 50% dari tidal volume sampai 50% dari kapasitas vital. Ada dua manfaat utama dihisapnya sejumlah besar volume ini. Pertama, volume yang besar akan memperkuat fase ekspirasi nantinya dan dapat menghasilkan ekspirasi yang lebih cepat dan lebih kuat. Manfaat kedua, volume yang besar akan memperkecil rongga udara yang tertutup sehingga pengeluaran sekret akan lebih mudah. Setelah udara di inspirasi, maka mulailah fase kompresi dimana glotis akan tertutup selama 0,2 detik. Pada masa ini, tekanan di paru dan abdomen akan meningkat sampai 50 ­ 100 mmHg. Tertutupnya glotis merupakan ciri khas batuk, yang membedakannya dengan manuver ekspirasi paksa lain karena akan menghasilkan tenaga yang berbeda. Tekanan yang dida-patkan bila glotis tertutup adalah 10 sampai 100% lebih besar daripada cara ekspirasi paksa yang lain. Di pihak lain, batuk juga dapat terjadi tanpa penutupan glotis
Kemudian, secara aktif glotis akan terbuka dan berlang-sunglah fase ekspirasi. Udara akan keluar dan menggetarkanjaringan saluran napas serta udara yang ada sehingga menimbulkan suara batuk yang kita kenal. Arus udara ekspirasi yang maksimal akan tercapai dalam waktu 30­50 detik setelah glotis terbuka, yang kemudian diikuti dengan arus yang menetap' Kecepatan udara yang dihasilkan dapat mencapai 16.000 sampai 24.000 cm per menit, dan pada fase ini dapat dijumpai pengurangan diameter trakea sampai 80% (Aditama,T.Y., 2008).
Namun sumber lain menyebutkan bahwa pada dasarnya mekanisme batuk dibagi menjadi 4 fase:
1.      Fase iritasi
Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar, atau serat afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor batuk di lapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga luar dirangsang.
2.      Fase inspirasi
Pada fase inspirasi glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi otot abduktor kartilago aritenoidea. Inspirasi terjadi secara dalam dan cepat, sehingga udara dengan cepat dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam paru. Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat kontraksi otot toraks, perut dan diafragma, sehingga dimensi lateral dada membesar mengakibatkan peningkatan volume paru. Masuknya udara ke dalam paru dengan jumlah banyak memberikan keuntungan yaitu akan memperkuat fase ekspirasi sehingga lebih cepat dan kuat serta memperkecil rongga udara yang tertutup sehingga menghasilkan mekanisme pembersihan yang potensial.
3.      Fase kompresi
Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adduktor kartilago aritenoidea, glotis tertutup selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan intratoraks meninggi sampai 300 cmH2O agar terjadi batuk yang efektif. Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik setelah glotis terbuka . Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka.
4.      Fase ekspirasi/ ekspulsi
Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain. Gerakan glotis, otot-otot pernafasan dan cabang-cabang bronkus merupakan hal yang penting dalam fase mekanisme batuk dan disinilah terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara batuk sangat bervariasi akibat getaran sekret yang ada dalam saluran nafas atau getaran pita suara (Anonim,B., 2009).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar