Cari Blog Ini

30/09/11

Decompensatio Cordis


BAB I
PENDAHULUAN

Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida. Jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol), selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan.
Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.
Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang selanjutnya akan memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.

Penyakit jantung merupakan masalah yang bertambah penting, sesuai dengan pertambahan usia harapan hidup makin panjang usia seseorang, makin lama jantung bekerja dengan sendirinya, makin besar risikonya menjadi lelah akibatnya kemampuan kontraksi ototnya melemah dan juga cenderung berdilatasi. Ditambah dengan faktor lain, risiko payah jantung dan gangguan lainnya menjadi makin besar.
Heart failure atau gagal jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang menjadi masalah serius di Amerika, American Heart Association (AHA) tahun 2004 melaporkan 5,2 juta penduduk amerika menderita gagal jantung, asuransi kesehatan Medicare USA paling banyak mengeluarkan biaya untuk diagnosis dan pengobatan gagal jantung.(ACC / AHA 2005) dan diperkirakan lebih dari 15 juta kasus baru gagal jantung setiap tahunnya di seluruh dunia. Gagal jantung merupakan suatu masalah kesehatan yang serius di berbagai negara, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Gagal jantung saat ini banyak dijumpai dan menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas utama. Data di United Kingdom kurang lebih 5 juta pasien di negara ini mengalami gagal jantung, dan pada setiap tahunnya lebih dari 550.000 pasien didiagnosa mengalami gagal jantung yang pertama kali. Di rumah sakit data menunjukkan dari tahun 1990 sampai tahun 1999 terdapat peningkatan kasus gagal jantung kira-kira dari 810.000 sampai 1 juta lebih sebagai diagosa primer dan 2,4 sampai 4,6 juta kasus gagal jantung sebagai diagnosa sekunder, dan pada tahun 2001 sedikitnya 53.000 pasien meninggal karena gagal jantung.
Gagal Jantung (heart failure/HF) merupakan suatu syndrome klinis yang terjadi pada pasien yang mengalami abnormalitas (baik akibat keturunan atau didapat) pada struktur atau fungsi jantung sehingga menyebabkan terjadinya perkembangan rangkaian gejala klinis (fatigue dan sesak) dan tanda klinis (edema dan rales) yang mengakibatkan opname, kualitas hidup buruk, dan harapan hidup memendek.
Faktor predisposisi gagal jantung adalah penyakit yang menimbulkan penurunan fungsi ventrikel (seperti penyakit arteri corona, hipertensi, kardiomiopati, penyakit pembuluh darah atau penyakit jantung kongenita) dan keadaan yang membatasi pengisian ventrikel (stenosismitral, kardiomiopati, atau penyakit perikardial). Faktor pencetus termasuk meningkatnya asupan garam, ketidakpatuhan pengobatan anti gagal jantung, invartmiokardium (mungkin yang tersembunyi) serangan hipertensi, aritmia akut, infeksi atau demam, emboli paru, anemia, tirotoksitosis, kehamilan dan endokarditis tiroksis.
BAB II
DEFINISI
Gagal  jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompadarah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal.
Gagal jantung (heart failure) merupakan sindrom pada keadaan patologi yang ditandai karena keabnormalan dari fungsi jantung yang berperan memompa darah untuk mencukupi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh. Sindrom tersebut berupa sesak dan fatique baik saat aktivitas atau istirahat. Saat ini istilah CHF ( Congestive Heart Failure) tidak digunakan lagi melainkan HF ( Heart Failure) karena sering kali tanda tanda kongestif tak tampak atau tersembunyi. Gagal Jantung (Heart Failure) adalah suatu keadaan yang serius, dimana jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) tidak mampu memenuhi kebutuhan normal tubuh akan oksigen dan zat-zat makanan.  Kadang orang salah mengartikan gagal jantung sebagai berhentinya jantung. Sebenarnya istilah gagal jantung menunjukkan berkurangnya kemampuan jantung untuk mempertahankan beban kerjanya.
Gagal jantung didifiniskan sebagai kegagalan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kegagalan jantung untuk memompa atau penurunan kemampuan pompa jantung sehinga sirkulasi darah di tubuh menjadi terganggu, akan menyebabkan 2 efek utama yakni penurunan curah jantung dan pembendungan darah di vena yang menimbulkan kenaikan tekanan vena. Dua hal inilah yang akan menyebabkan berbagai manifestasi klinis pada pasien yang menderita gagal jantung. Bila terjadi penurunan curah jantung sampai derajat yang membahayakan, akan muncul banyak reflek sirkulasi pada tubuh yang diaktifkan. Diantaranya adalah reflek baroreseptor, reflek kemoreseptor yang akan mengaktifkan sistem saraf pusat. Selain itu sistem renin angiotensin juga berperan penting dalam merespon penurunan curah jantung. Berbagai reflek tubuh ini merupakan bentuk kompensasi akibat penurunan curah jantung. Pembendungan darah di vena terjadi karena aliran darah yang tertahan di dalam vena, sebagai akibat dari penurunan kemampuan pompa jantung. Penurunan curah ini memberikan pengaruh yang luas terhadap fungsi ginjal. Aliran darah yang rendah megakibatkan kemampuan ginjal menyekresikan garam dan air menjadi rendah sehingga urin yang dikeluarkan menjadi sedikit. Oleh karena itu mulailah terjadi retensi cairan dan akan belangsung terus menerus sehingga aliran darah tertahan dalam vena, kecuali jika dilakukan tindakan terapi.
Guna kepentingan klinik gagal jantung dapat dibedakan menjadi gagal jantung akut dan gagal jantung kronis. Gagal Jantung Akut adalah serangan cepat dari gejala-gejala dan tanda-tanda akibat fungsi jantung yang abnormal. Sedangkan Gagal Jantung Kronis adalah sindrom klinik yang komplek yang disertai keluhan gagal jantung berupa sesak, fatik, baik dalam keadaan istirahat atau aktifitas, edema dan tanda objektif adanya   Disfungsi jantung dalam keadaan istirahat atau dapat pula dikatakan pada saat jantung relaksasi.
Terminologi untuk mempermudahkan pengertian istilah dalam gagal jantung maka di bawah ini diterangkan berbagai istilah yang lazim dipakai :
a.    Gagal jantung ke depan (forward failure).
Ketidakmampuan jantung untuk memompakan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, dicirikan dengan mudah lelah, lemah akibat curah yang sangat menurun.
b.    Gagal jantung ke belakang (backward failure).
Kegagalan jantung untuk memompa aliran balik sehingga pengeluaran aliran balik vena tidak lengkap. Dicirikan dengan adanya kongesti paru dan udema.
c.     Gagal jantung kanan dan gagal jantung kiri.
Gagal jantung kanan dan kiri menunjukkan istilah kegagalan pemompaan ventrikel yang terpisah satu sama lain.
d.    Disfungsi diastolik.
Ganguan pengisian satu atau kedua ventrikel sementara kapasitas pengosongan normal.
e.    Disfungsi sistolik
Menurunnya kapasitas pengosongan normal ventrikel, yang berkaitan dengan peningkatan kompensatorik volume diastolik.
 BAB III
ETIOLOGI
Seperti ditampilkan pada tabel 1, setiap keadaan yang mengakibatkan perubahan pada struktur atau fungsi ventrikel kiri (Left ventricular/LV) dapat menyebabkan pasien terkena HF. Walaupun etiologi HF pada pasien dengan EF yang normal berbeda dengan yang EF yang menurun, terdapat suatu etiologi yang dianggap overlap untuk kedua keadaan ini. Pada negara industrialisasi, penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu penyebab dominant pada pria dan wanita dan terjadi pada 60-75% kasus HF. Hipertensi berperan pada perkembangan HF pada 75% pasien, termasuk pasien dengan PJK. Baik PJK dan hipertensi dapat bekerja sama untuk meningkatkan resiko HF, begitu pula dengan diabetes mellitus.
Tabel 1 Etiologi Gagal Jantung
Fraksi Ejeksi Menurun (<40%)
Penyakit Jantung Koroner
Cardiomyopathi noniskemik dilatasi
Infark Myokarda

Kelainan genetic/familial
Iskemik Myokarda

Gangguan infiltratifa

Pressure overload kronik
Kerusakan akibat toxic/obat-obatan
Hipertensia

Gangguan Metabolika

Penyakit katup obstruktifa

Viral
Volume Overload kronik
Penyakit Chagas
Penyakit katup regurgitasi
Gangguan ritme
Shunting intrakardiak (left-to-right)
Bradyarrhythmias kronik
Shunting extrakardiak
Tachyarrhythmias kronik
Fraksi Ejeksi Normal (>40–50%)
Hipertrofi Patologis
Kardiomyopati restriktif
Primer (Kardiomyopati hipertrofi)
Gangguan Infiltratif (amyloidosis, sarcoidosis)
Sekunder (hipertensi)
Gangguan penyimpanan (hemochromatosis)
Penuan
Fibrosis

Gangguan Endomyocardial
Pulmonary Heart Disease
Cor pulmonale

Gangguan vaskuler pulmoner

Keadaan High-Output
Gangguan metabolik
Peningkatan kebutuhan aliran darah berlebih
Thyrotoxicosis
Systemic arteriovenous shunting
Gangguan Nutrisi (beriberi)
Chronic anemia
Setiap penyakit yang mempengaruhi jantung dan sirkulasi darah dapat menyebabkan gagal jantung. Beberapa penyakit dapat mengenai otot jantung dan mempengaruhi kemampuannya untuk berkontraksi dan memompa darah. Penyebab paling sering adalah penyakit arteri koroner, yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otot jantung dan bisa menyebabkan suatu serangan jantung. Kerusakan otot jantung bisa disebabkan oleh:
a.       Miokarditis (infeksi otot jantung karena bakteri, virus atau mikroorganisme lainnya).
b.      Diabetes.
c.       Kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
d.      Kegemukan (obesitas).
Penyakit katup jantung bisa menyumbat aliran darah diantara ruang-ruang jantung atau diantara jantung dan arteri utama. Selain itu, kebocoran katup jantung bisa menyebabkan darah mengalir balik ke tempat asalnya. Keadaan ini akan meningkatkan beban kerja otot jantung, yang pada akhirnya bisa melemahkan kekuatan kontraksi jantung. Penyakit lainnya secara primer menyerang sistem konduksi listrik jantung dan menyebabkan denyut jantung yang lambat, cepat atau tidak teratur, sehingga tidak mampu memompa darah secara efektif. Jika jantung harus bekerja ekstra keras untuk jangka waktu yang lama, maka otot-ototnya akan membesar sama halnya dengan yang terjadi pada otot lengan setelah beberapa bulan melakukan latihan beban.
Pada awalnya, pembesaran ini memungkinkan jantung untuk berkontraksi lebih kuat; tetapi akhirnya jantung yang membesar bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan memompa jantung dan terjadilah gagal jantung. Tekanan darah tinggi (hipertensi) bisa menyebabkan jantung bekerja lebih berat. Jantung juga bekerja lebih berat jika harus mendorong darah melalui jalan keluar yang menyempit (biasanya penyempitan katup aorta). Penyebab yang lain adalah kekakuan pada perikardium (lapisan tipis dan transparan yang menutupi jantung). Kekakuan ini menghalangi pengembangan jantung yang maksimal sehingga pengisian jantung juga menjadi tidak maksimal. Penyebab lain yang lebih jarang adalah penyakit pada bagian tubuh yang lain, yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan oksigen dan zat-zat makanan, sehingga jatnung yang normalpun tidak mampu memenuhi peningkatan kebutuhan tersebut dan terjadilah gagal jantung.
Penyebab gagal jantung bervariasi di seluruh dunia karena penyakit yang terjadipun tidak sama di setiap negara. Misalnya di negara tropis sejenis parasit tertentu bisa bersemayam di otot jantung dan menyebabkan gagal jantung pada usia yang jauh lebih muda. Gagal jantung disebabkan dari beberapa penyakit jantung yang menyebabkan terganggunga kemampuan fungsi jantung untuk memompa darah, secara umum disebabkan oleh penyakit jantung pada :
a.       Otot jantung
b.      Pembuluh darah jantung
c.       Pericardial
d.      Kongenital
e.      Aritmia
Keadaan tersebut menyebabkan kegagalan otot atau kehilangan fungsi jantung setelah mengalami kerusakan jantung atau keadaan hemodinamis kronis yang menetap yang disebabkan karena tekanan atau volume overload yang menyebabkan hipertrofi dan dilatasi dari ruang jantung.
Penyebab gagal jantung digolongkan menurut dominasi gagal jantung (dominan sisi kiri atau sisi kanan) dan menurut curah jantung (curah rendah dan curah tinggi).
a.       Gagal jantung dominan sisi kiri
Penyebab gagal jantung dominan sisi kiri:
- Penyakit jantung iskemik
- Penyakit jantung hipertensi
- Penyakit katup aorta, katup mitral (stenosis dan inkompetensi)
- Miokarditis
- Kardiomiopati
- Amiloidosis jantung
- Keadaan curah tinggi (tirotoksikosis, anemia)
b.      Gagal jantung dominan sisi kanan
- Penyakit paru kronis
- Stenosis katup pulmonal
- Penyakit katup trikuspid (stenosis, inkompetensi)
- Peyakit jantung kongenital (VSD, PDA)
- Hepertensi pulmonal
c.       Gagal jantung curah rendah
Gagal jantung curah rendah diartikan jantung tidak mampu mempertahankan
curah jantung sistemik normal, misal normal = 5 /menit, jantung hanya mampu ejeksi 3-4/menit.
Penyebabnya:
- Ganguan miokardium: penyakit jantung iskemik, miokarditis, kardiomiopati, amiloidosis, aritmia.
- Peningkatan beban tekanan: hipertensi sistemik, stenosis katup.
- Semua penyebab gagal ventrikel kanan.
d.    Gagal jantung curah tinggi
Jantung tidak mampu mempertahankan curah jantung yang tinggi karena kebutuhan aliran darah yang meningkat, misal normal = 5 /menit kebutuhan menjadi meningkat menjadi 7 /menit. Jantung hanya mampu memberikan 5-6 /menit.
Penyebabnya:
- Inkompetensi katup
- Anemia
- Tirotoksikosis (hipertiroidisme)
- Demam
- Kelebihan beban volume
- Beriberi
- Penyakit paget pada tulang.
BAB IV
PATOFISIOLOGI

Gagal jantung baik kanan maupun kiri disebabkan oleh beban kerja (beban tekanan atau beban volume) yang berlebihan, gangguan pada otot jantungnya sendiri, ataupun oleh gabungan kelainan otot dan beban yang terlalu lebih.
Beban volume (preload) disebabkan oleh kelainan yang menuntut ventrikel memompa darah lebih banyak dalam waktu semenit (tirotoksitosis, anemia, regurgitasi mitral dan juga regurgitasi aorta).
Beban tekanan (afterload) disebabkan oleh kelainan yang meningkatkan tahanan terhadap pengaliiran darah ke luar jantung (hipertensi sistemik, stenosis aorta).
Kelainan atau gangguan fungsi miokard dapat disebabkan oleh menurunnya kontraktilitas dan oleh hilangnya jaringan kontraktil (infark miokard).
Dalam menghadapi beban lebih, jantung menjawab (berkompensasi) seperti bila jantung  menghadapi latihan fisik. Akan tetapi bila beban lebih yang dihadapi berkelanjutan maka mekanisme kompensasi akan melampaui batas dan ini menimbulkan keadaan yang merugikan. Manifestasi klinik gagal jantung adalah manifestasi mekanisme kompensasi. Dibawah ini adalah contoh-contoh dari mekanis kompensasi :
No
MEKANISME KOMPENSASI
1
Meningkatnya frekuensi jantung
2
Hipertrofi ventrikel – mengurangi tegangan dinding ventrikel
3
Dilatasi ventrikel – meningkatkan volume akhir diastole
4
Meningkatnya volume darah
5
Vasokontriksi

Demam / Febris


BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Keadaan tubuh sehat adalah suatu harga mutlak yang harus dimiliki oleh seorang manusia. Manusia dapat melaksanakan segala aktivitasnya dalam keadaan sehat. Keadaan sehat juga dapat mempengaruhi kondisi psikis seorang manusia, sehingga keadaan sehat juga berpengaruh dalam jasmani dan rohani manusia dalam hidup. Namun sesuai kodrat yang asalnya dari Allah SWT sang maha pencipta, manusia tidaklah selalu merasakan sehat dalam hidupnya. Keadaan sakit dapat menerpa siapapun manusia tersebut (Aziz,S., 2008).
Penyakit dapat didefenisikan sebagai perubahan pada individu-individu yang menyebabkan parameter kesehatan mereka berada dibawah kisaran normal. Dalam kisaran yang sebenarnya penyakit tidaklah melibatkan perkembangan suatu bentuk kehidupan yang benar-benar baru. Penyakit merupakan suatu bentuk kehidupan dari agen luar yang akan mengganggu kehidupan tubuh manusia. Terdapat bermacam-macam penyakit di dunia ini. Terpadat macam-macam pula gejala yang menandai tubuh terinfeksi oleh suatu penyakit salah satunya demam (Price et al, 2005).
Demam adalah suatu bagian penting dari mekanisme pertahanan tubuh melawan infeksi. Oleh karena adanya demam inilah tubuh dapat secara pelan-pelan mencoba untuk menghancurkan agen-agen patogen yang akan menginvasi tubuh (Anonim,A., 2008).
Oleh karena pentingnya demam sebagai respons protektif tubuh terhadap agen luar maupun sebagai gejala suatu penyakit inilah, maka penulis akan  membahasnya didalam laporan tutorial yang berjudul Peran Demam Sebagai Gejala Tubuh Terhadap Invasi Agen Patogen Asing.




B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dicantumkan di atas maka penulis dapat merumuskan berbagai masalah sebagai berikut:
1.              Apa yang dimaksud dengan demam dan fungsinya?
2.              Adakah kaitannya demam dengan keadaan sistem imun tubuh?
3.              Apakah yang menyebabkan demam itu terjadi?
4.              Bagaimanakah mekanisme terjadinya demam?
5.              Bagaimanakah kerja hipotalamus pada saat demam terjadi?
6.              Apa sajakah jenis-jenis demam?
7.              Bagaimanakah keadaan metabolisme tubuh pada saat terjadinya demam?
8.              Bagaimanakah cara penatalaksanaan pada saat terjadi demam?

C.      Tujuan
Melalui cakupan laporan tutorial ini. Penulis menginginkan dapat mencapai tujuan seperti berikut ini :
1.             Mahasiswa mengerti tentang pengertian dan fungsi demam.
2.             Mahasiswa mengerti mekanisme terjadinya demam.
3.             Mahasiswa mengerti mekanisme kerja organ tubuh pengatur demam.
4.             Mahasiswa mampu menyebutkan agen-agen penyebab demam
5.             Mahasiswa mengetahui cara penatalaksanaan saat terjadinya demam.

D.      Manfaat
Melalui laporan tutorial ini, diharapkan supaya dapat dipetik manfaatnya seperti:
1.             Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh keadaan sistem imun terhadap demam.
2.             Mahasiswa mengetahui pentingnya demam sebagai respons protektif terhadap agen-agen patogen.
3.             Mahasiswa tahu akan mekanisme kerja saat terjadinya demam.
4.             Mahasiswa mengetahui macam jenis demam.

BAB II
STUDI PUSTAKA

A.      Apa yang dimaksud dengan demam?
Demam adalah tindak balas normal badan terhadap sebarang jangkitan dan penyakit-penyakit lain. Ia bukanlah satu penyakit tetapi gejala yang selalunya menandakan anda mempunyai penyakit-penyakit yang ringan (tidak serius). Suhu badan normal adalah 37°C, jika melebihi tahap ini anda akan disahkan demam (Anonim,B., 2009).
Demam adalah tanda infeksi, namun penderita penyakit serius dengan infeksi dapat tanpa demam atau suhu lebih rendah daripada normal. Lagipula ada banyak penyebab demam selain infeksi. Demam adalah akibat kondisi yang ditimbulkan oleh perubahan dalam pusat pengatur panas melalui pengaruh sitokin yang dihasilkan oleh makrofag (Shulman et al, 1994).
Demam karena infeksi bersifat menguntungkan karena mengurangi stabilitas lisosom, meningkatkan efek interferon, dan merangsang mobilitas leukosit dan aktivitas bakterisidal. Demam berbeda dengan hiperpireksia maupun dengan hipertermia karena keduannya tidak memiliki batasan atas kenaikan suhu. Demam tidaklah sama dengan hipertermia, yang diartikan sebagai peningkatan suhu tubuh yang tidak terkontrol. Hipertermia dapat diakibatkan oleh pembentukan panas yang berlebihan atau gangguan pengeluaran panas (Declan, 1997).
B.       Apa kaitan antara demam dengan keadaan sistem imun tubuh?
       Sistem imun seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, kita sangat bergantung pada imunitas yang utuh. Gangguan pertahanan imun yang disebabkan oleh keadaan imunodefisiensi akan mengakibatkan tubuh manusia mudah terserang oleh infeksii dan beberapa jenis tumor (Robbins et al, 2007).
       Fungsi sistem imun pada tubuh manusia adalah membedakan diri sendiri dari asing. Semua organisme adalah integrasi rumit beragam sel, jaringan, dan organ yang masing-masing diperlukan demi kelangsungan hidup. Untuk menunjang kehidupan, suatu organisme harus mampu melindungi diri dari ancaman terhadap jati-dirinya. Ancaman ini datang dari luar atau dari dalam tubuh.
       Untuk melindungi diri dari ancaman terhadap jati-dirinya, tubuh manusia telah mengembangkan reaksi pertahanan selular yang disebut respons imun. Mekanisme-mekanisme ini dapat disebut sebagai imunitas tubuh yaitu suatu keadaan perlindungan yang ditandai dengan daya ingat dan spesifisitas. Daya ingat adalah meningkatnya kemampuan terhadap suatu antigen karena pernah terpajan ke antigen tersebut. Fungsi utama dari imunitas adalah perannya dalam pertahanan adalah menghasilkan resistensi terhadap agen penginvasi seperti mikroorganisme, perannya dalam surveilans adalah mengidentifikasi dan menghansurkan sel-sel tubuh sendiri yang bermutasi dan berpotensii menjadi neoplasma, dan  perannya dalam homeostasis adalah membersihkan sisa-sisa sel dan zat-zat  buangan sehingga tipe-tipe sel tetap seragam dan tidak berubah (Price et al, 2005).
C.       Apa yang menyebabkan demam terjadi atau etiologi demam?
Macam-macam penyebab demam adalah sebagai berikut:
1.      Infeksi virus dan bakteri
2.      Flu dan masuk angin
3.      Radang tenggorokan
4.      Infeksi telinga
5.      Diare disebabkan bakterial atau diare disebabkan oleh virus
6.      Bronkitis akut, infeksi saluran kencing
7.      ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas)
8.      Obat-obatan tertentu
9.      Masalah-masalah serius seperti pneumonia, radang usus buntu, TBC, dan radang selaput otak (Anonim,B., 2009).
D.       Bagaimana mekanisme terjadinya demam?
Demam terjadi karena penglepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikrorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Dewasa ini diduga bahwa pirogen adalah suatu protein yang identik dengan interleukin-1. Didalam hipotalamus zat ini akan merangsang penglepasan asam arakhidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang langsung dapat menyebabkan suatu pireksia (Sudoyo et al, 2007).
Penyebab eksogen demam antara lain bakteri, jamur, virus, dan produk-produk yang dihasilkan oleh agen-agen tersebut (misal, endotoksin). Kerusakan jaringan oleh sebab apapun dapat menyebabkan demam. Faktor-faktor imunologi seperti kompleks imun dan limfokin menimbulkan demam pada penyakit vaskuler kolagen dan keadaan-keadaan hiperdsensitivitas. Seluruh substansi di atas menyebabkan sel-sel fagosit mononuklear-monosit, makrofag jaringan, atau sel kupfer- membuat pirogen endogen (EP = endogenous pirogen). EP adalah suatu protein kecil yang mirip interleukin 1, yang merupakan suatu mediator proses imun antar sel yang penting. EP telah diisolasi dari netrofil, eosinofil, monosit, sel kupfer, makrofag alveoli, dan sinovium, EP juga ditemukan dalam sel-sel penyakit Hodgkin, limfoma histiositik, dan kanker sel ginjal. EP menginduksi demam melalui pengaruhnya pada area pre-optik di hipotalamus anterior. EP melepaskan asam arakhidonat di hipotalamus yang selanjutnya diubah menjadi prostaglandin. Hipotalamus anterior mengandung banyak neuron termosensitif. Area ini juga kaya dengan seroton dan norepinefrin yang memperantarai terjadinya demam. EP meningkatkan konsentrasi mediator tersebut. Selanjutnya kedua mono-amina ini akan meningkatkan adenosin monofosfat siklik (AMP siklik) dan prostaglandin di susunan saraf pusat (Declan, 1997).











Pirogen eksogen
Kompleks imun
Limfokin                                 Limfosit
                                    Merangsang
                        Sel fagosit Mononukler                       Sel-sel tumor
                                    Menghasilkan
Pirogen endogen
                                    Melepaskan
Asam arakhidonat
                        Diubah menjadi
Prostaglandin

Kadar serotonin dan norepinefrin meningkat di area pre-optik hipotalamus anterior

                        Penyimpanan panas                 Pelepasan panas (Declan, 1997).
E.       Bagaimana kerja hipotalamus pada saat terjadinya demam?
       Sebagian besar protein hasil pemecahan protein dan beberapa zat tertentu lainnya, terutama toksin liposakarida yang dilepaskan dari membran sel bakteri, dapat menyebabkan peningkatan set-point pada termostat hipotalamus. Zat yang menyebabkan timbulnya efek seperti ini adalah pirogen. Pirogen yang dilepaskan dari bakteri toksik atau pirogen yang dilepaskan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit. Ketika set-point di pusat pengaturan menjadi lebih tinggi dari normal, semua mekanisme untuk meningkatkan suhu terlibat, termasuk penyimpanan panas dan peningkatan pembentukan panas (Guyton et al, 2008).





Bakteri, kuman, atau agen patogen
Mengeluarkan
                        Zat kimia à beredar dalam darah

Mencapai hipotalamus
                   Merespons
Hipotalamus akan mengeset termostats pengatur suhunya

Suhu tubuh naik à sistem imun tubuh aktif

Agen patogen akan merasa tidak nyaman di dalam tubuh dan akan dihancurkan oleh sistem imun yaitu leukosit, antibodi, dan zat-zat lainnya (Guyton et al, 2008).
Gambar Hipotalamus
E.       Apa sajakah jenis-jenis demam?
1.      Demam septik : pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2.      Demam remiten : pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.
3.      Demam intermiten : pada tipe demam intermiiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4.      Demam kontinyu : pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5.      Demam siklik : pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula (Sudoyo et al, 2007)
F.       Bagaimanakah keadaan metabolisme tubuh pada saat terjadinya demam?
       Pembentukan panas adalah suatu produk utama metabolisme. Metabolisme tubuh yaitu semua reaksi kimia di dalam sel tubuh dan kecepatan metabolisme dalam keadaan normal dinyatakan dengan istilah kecepatan pembebasan panas selama reaksi kimia. Faktor-faktor yang paling penting yaitu :
1.      Laju metabolisme basal semua sel tubuh
2.      Laju metabolisme tambahan yang disebabkan oleh aktivitas otot termasuk kontraksi otot yang disebabkan oleh menggigil
3.      Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh tiroksin
4.      Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh epinefrin, norepinefrin, dan perangsangan simpatis terhadap sel
5.      Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas kimiawi di dalam sel sendiri, terutama bila suhu di dalam sel meningkat
6.      Metabolisme tambahan yang diperlukan untuk pencernaan, absorbsi, dan penyimpanan makanan (Guyton et al, 2008).
       Selama demam, metabolisme meningkat dan konsumsi oksigen bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat kenaikan suhu. Fekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan metabolic tubuh terhadap nutrient. Metabolisme yang meningkat menggunakan energi yang memproduksi panas tambahan.
       Jika penderita demam memiliki masalah jantung atau saluran pernapasan, stress karena demam dapat menjadi besar. Demam yang lama dapat melelahkan penderita dengan menghabiskan simpanan energi. Peningkatan metabolisme membutuhkan tambahan oksigen. Jika kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, terjadi hipoksia selular (oksigen tidak adekuat). Hipoksiamiokard mengakibatkan angina (nyeri dada). Hipoksia serebral mengakibatkan konvusi.
       Penanganan selama demam termasuk terapi oksigen. Mekanisme regulasi digunakan untuk mengatasi demam yang membuat penderita beresiko kekurangan volume cairan. Kehilangan air melalui peningkatan pernapasan dan diaforesis dapat menjadi berlebihan. Dehidrasi dapat menjadi masalah serius pada lansia dan anak-anak yang berat badannya rendah. Mempertahankan keadaan volume cairan yang optimum merupakan tindakan penanganan demam yang penting (Anonim,D., 2009).
G.      Bagaimanakah cara penatalaksanaan saat terjadi demam?
1.      Farmakologi
a)      Parasetamol
Parasetamol dapat diberikan setiap 6 jam sesuai kebutuhan. Dosis parasetamol berdasarkan BB bukan usia. Jenis obat yang mengandung parasetamol sangat banyak seperti Tempra, Sanmol, Praxion, Naprex, Bodrexin sirup, Dumin, Termorex, dll. Dosis 10-15 mg/kg berat badan (BB) per kali pemberian, maksimal 60 mg/kg BB per hari. Apabila orang tua kesulitan dalam menghitung dosis hendaknya berkonsultasi dengan dokter atau apoteker. Dalam memilih obat demam, pilih obat yang tidak mengandung alkohol, karena beberapa produk sirup juga ada yang menggunakan alkohol sebagai campurannya.
Obat ini mempunyai banyak sediaan yaitu tablet, sirup, drop, dan suppositoria. Sediaan drop diberikan pada bayi dengan BB dibawah 10 kg atau pada anak dengan kesulitan minum obat karena volume pemberian relatif sedikit. Pada anak dengan BB diatas 10 kg dapat diberikan sirup. Tablet diberikan pada anak usia diatas 12 tahun. Dari penelitian terbukti bahwa pemberian oral dan suppositoria sama efektifnya. Sediaan suppositoria (melalui dubur) diberikan bila pemberian oral tidak memungkinkan, contohnya anak dengan muntah profuse, anak tidur, atau tidak sadar.
Paracetamol (para acetoaminophenol) suatu obat untuk mengurangi demam (antipiretik) dan nyeri (analgetik). Obat ini aman untuk bayi dan anak sesuai kebutuhan, karena itu dapat dibeli bebas. Obat ini dimetabolisme di hati sehingga bila dosis berlebih dapat menimbulkan gangguan fungsi hati. Efek samping obat (ESO) bersifat reversible, penghentian obat dapat memperbaiki keadaan umum anak dan ESO akan berangsur-angsur hilang sehingga kondisi anak kembali normal.
Sediaan Parasetamol
b)      Ibuprofen
Dosis obat ini adalah: 5-10 mg/kg BB setiap kali pemberian, maksimal 40 mg/kg BB/hari. Contoh obat yang mengandung ibuprofen antara lain Proris, Rhelafen, Fenris, Bufect, dll.
c)      Asetosal
Hati-hati peberian obat ini pada anak usia dibawah 12 tahun. Contoh obat yang mengandung asetosal antara lain Aspilet, Bodrexin tablet, Contrexyn, Inzana (Anonim,E., 2009).
2.      Non-Farmakologi
Dikompres dengan air hangat karena yang terjadi adalah pusat pengatur suhu akan menangkap sinyal bahwa disekitar tubuh hangat maka pusat pengatur suhu akan menurunkan suhu tubuh untuk mengimbangi. Respon pada tubuh akan terjadi vasodilatasi. Vasodilatasi ini yang menyebabkan pembuangan atau pelepasan panas dari dalam tubuh melalui kulit sehingga suhu tubuh akan menurun. Inilah efek yang diinginkan dalam penggunaan kompres yaitu untuk menurunkan demam (Anonim,F., 2009).
BAB III
PEMBAHASAN

A.      Skenario
       Pagi itu Dea, mahasiswi kedokteran semester satu, mengeluh demam dan menggigil. Demamnya terus menerus, tidak turun walaupun sudah dikompres dan minum obat. Oleh kakak tingkatnya diperiksa suhu tubuhnya menggunakan termometer di Axilla dan hasilnya 39°celcius.
Dea bertanya “Kenapa ya kak saya bisa demam?”
“Demam itu macam-macam sebabnya, organ yang paling berperan adalah hipotalamus.....”
B.       Analisis Skenario
       Demam adalah suatu keadaan saat suhu badan melebihi 37°celcius yang disebabkan oleh penyakit atau peradangan. Meningkatnya suhu tubuh beberapa derajat dapat membantu tubuh melawan infeksi. Demam ini akan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk membuat lebih banyak leukosit, membuat lebih banyak antibodi dan membuat lebih banyak zat-zat lain untuk melawan infeksi. Demam ini hanyalah tanda infeksi, namun penderita penyakit serius dengan infeksi dapat tanpa demam atau suhu lebih rendah daripada normal. Lagipula ada banyak penyebab demam selain infeksi. Demam adalah akibat kondisi yang ditimbulkan oleh perubahan dalam pusat pengatur panas melalui pengaruh sitokin yang dihasilkan oleh makrofag (Shulman et al, 1994).
Demam terjadi dengan mekanismenya yaitu berawal saat pelepasan pirogen endogen  dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikrorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Dewasa ini diduga bahwa pirogen adalah suatu protein yang identik dengan interleukin-1. Didalam hipotalamus zat ini akan merangsang penglepasan asam arakhidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang langsung dapat menyebabkan suatu pireksia (Sudoyo et al, 2007).
Salah bila selama ini masyarakat umum berasumsi bahwa demam adalah suatu keadaan sakit. Karena pada kenyataannya demam malah menjadi teman bagi tubuh karena berawal dari demam yang diatur oleh pusat pengatur suhu di hipotalamus setelah menerima adanya rangsang kemudian meresponnya dengan pengaktifan thermostat hipotalamus inilah yang menimbulkan panas dan lalu panas ini akan membantu sistem imun tubuh semakin aktif sehingga tubuh mampu melawan agen-agen patogen asing yang akan masuk ke dalam tubuh dan kemudian berkembang di dalam tubuh (Declan, 1997).
       Setelah hipotalamus mengontrol mekanisme suhu tubuh tadi itulah terjado perubahan termoregulasi ke arah atas yang menyebabkan penyimpanan panas melalui aktivitas gemetar, vasokontriksi kulit, dan sumber-sumber produksi lainnya. Pada fase awal demam, individu akan menggigil dan merasa dingin karena pengaturan baru dari suhu tubuh, maka menggigil akan berhenti. Kontrol suhu tubuh dicapai dengan menyeimbangkan kehilangan dan penyimpanan panas. Mekanisme kehilangan panas yang penting adalah vasodilatasi dan berkeringat. Berkeringat terlihat menonjol saat panas mulai turun. Mekanisme ini berada di bawah kontrol kolinergik sehingga obat-obat dengan efek antikolinergik dapat menyebabkan intoleransi panas (Declan, 1997).
       Pada saat demam ini, terdapat beberapa cara-cara untuk penatalaksanaannya. Cara penatalaksanaan ini dibagi menjadi 2 yaitu dengan obat atau metode farmakologi dan non-obat atau metode terapi. Dalam memberikan penanganan secara obat, penderita dapat diberikan parasetamol karena parasetamol ini adalah suatu obat antipiretik yang sifatnya dapat mengurangi suhu atau menurunkan panas. Namun harap diperhatikan bahwa obat ini hanya mengurangi gejala penyakit dan bukan untuk mengobati penyakit. Selain itu ada juga asetosal atau aspirin yang selain fungsinya sebagai analgesik atau pengurang rasa nyeri juga sebagai penurun demam yang merupakan salah satu gejala suatu peradangan atau infeksi (Aziz,S., 2008).
       Khusus pada penanganan metode obat ini diperhatikan pula penyebab-penyebab terjadinya demam, misalnya demam yang diakibatkan oleh adanya invasi bakterial maka dapat diberikan antibiotik, karena sifat antibiotik sendiri adalah akan mengikat bakteri dari luar tersebut supaya tidak dapat berkembang atau melakukan pertumbuhan di dalam tubuh. Sedangkan demam yang diakibatkan oleh invasi virus, hal ini perlu digari bawahi bahwa demam akibat virus ini biasanya bersifat self limited disease atau tubuh dapat pulih dengan sendirinya oleh adanya kekuatan sistem imun tubuh. Dan oleh karena itu sangat disarankan untuk diberikan imuno-modulator.
       Kemudian untuk penanganan dengan metode terapi dapat dilakukan dengan memngompres bagian tubuh yang dirasakan panas dengan menggunakan air hangat bukan air dingin seperti yang selama ini dilakukan oleh masyarakat umum. Karena apabila tubuh dikompres dengan air dingin maka termoregulator atau pengatur suhu yang ada di tubuh kita akan merespon sinyal dingin tadi kemudian termoregulator ini akan menaikkan suhu tubuh kita untuk mengimbangi, jadi bukannya suhu tubuh kita terasa dingin karena suhu panasnya turun, namun yang ada adalah suhu tubuh kita semakin naik karena respons dari termoregulator tersebut. Sedangkan bila tubuh kita dikompres dengan air hangat maka pusat pengatur suhu akan menangkap sinyal bahwa disekitar tubuh hangat maka termoregulator akan menurunkan suhu tubuh untuk mengimbangi suhu disekitar tubuh tadi. Respon tubuh akan terjadi vasodilatasi yang menyebabkan pembuangan atau pelepasan panas dari dalam tubuh melalui kulit sehingga suhu tubuh akan menurun dan inilah efek yang diinginkan dalam kompres untuk menurunkan demam (Anonim,F., 2009).










BAB IV
PENUTUP

A.       Kesimpulan
       Dari pembahasan laporan tutorial diatas yang membahas tentang demam ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.             Demam merupakan suatu respons tubuh terhadap jangkitan penyakit yang menyerang tubuh.
2.             Demam ini akan membantu tubuh dalam pengaktifan sistem imun tubuh.
3.             Demam selain dibedakan sesuai dengan tingkat batasan suhu juga dibedakan berdasar asal mula penyebabnya seperti misalnya disebabkan oleh virus maupun demam yang disebabkan oleh bakteri.
4.             Demam yang disebabkan oleh virus bersifat self limited disease atau dapat sembuh dengan sendirinya oleh sistem imun tubuh.
5.             Sebagai cara penanganan selain farmakologi dengan pemberian parasetamol atau asetosal, dapat dengan terapi kompres dengan air hangat.
B.       Saran
Dari pembahasan materi di bagian atas dapat diperhatikan beberapa hal yang mungkin bisa digunakan untuk pembenahan diri yaitu :
1.             Sebaiknya mahasiswa tahu akan pentingnya demam sebagai gejala penyakit atau respon tubuh terhadap agen patogen.
2.             Kita semua harus menjaga kondisi tubuh sebaik mungkin supaya sistem imun tubuh kuat sehingga bakteri atau virus serta benda asing lain yang masuk ke dalam tubuh dapat direspon oleh tubuh dengan baik.
3.             Kita harus mengubah persepsi kita tentang demam yang merupakan suatu keadaan sakit karena kenyataannya demam hanyalah suatu gejala penyakit pernafasan.
4.             Mahasiswa harus selalu mencari pengetahuan secara mandiri mengenai berbagai macam penyakit yang ditandai dengan keadaan demam.
5.             Kita harus tahu bahwa obat-obat demam bukan untuk menyembuhkan namun hanya untuk menurunkan suhu panas saat demam.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz,S., 2008. Kembali Sehat Dengan Obat (Mengenal Manfaat dan Bahaya Obat), Edisi 2. Jakarta : Pustaka Populer Obor
Declan, T. Wash, 1997. Kapita Selekta Penyakit dan Terapi. Jakarta : EGC
Guyton, C. Arthur; Hall, E. John., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta : EGC
Price, A. Sylvia; Wilson, M. Lorraine., 2005. Patofiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6 Volume 1. Jakarta : EGC
Robbins, L. Stanley; Cotran, S. Ramzi; Kumar, V., 2007. Buku Ajar Patologi Robbins, Edisi 7 Volume 1. Jakarta : EGC
Sudoyo et al, 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Shulman, S. T; Phair, J. P; Sommers, H. M., 1994. Dasar Biologis & Klinis Penyakit Infeksi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Anonim, A., 2008. Pentingnya Demam. http://nusaindah.tripod.com/kesdemamtifoid.htm(diakses 3 Januari 2010)
Anonim, C., 2009. Patofisiologi Demam. http://keluargasehat.wordpress.com/2009/08/13/apakah-demam-itu/(diakses 7 Januari 2010)
Anonim, D., 2009. Penyebab demam serta metabolisme tubuh di saat terjaidnya demam.
http://www.smallcrab.com/kesehatan/447-sekilas-mengenal-demam(diakses 3 Januari 2010)
Anonim, E., 2009. Demam anak beserta dengan penyebabnya dan penanganannya sesuai dengan sebab-sebab juga akibatnya. http://www.permatacibubur.com/en/see.php?id=artikel&lang=id (diakses 7 Januari 2010)