LAPORAN TUTORIAL
BLOK 1 SKENARIO 2
PERANAN INDEPENDENT LEARNING DALAM METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
Oleh :
Oni Juniar Windrasmara
J 5000 9000 3
Tutor :
dr. Fikar Arsyad
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Saat ini mahasiswa khususnya di Fakultas Kedokteran harus mulai merubah cara belajarnya. Dari yang terbiasa pasif untuk lebih aktif baik dalam kuliah maupun saat mencari referensi untuk belajarnya di luar kampus. Hal ini berkaitan erat dengan digunakannya metode belajar pendekatan Problem Based Learning (PBL) di Fakultas Kedokteran yang mana metode ini intinya adalah bekerja sama dalam suatu kelompok.
Salah satu aspek yang harus dimengerti sebelumnya adalah tentang pentingnya Independent Learning atau belajar mandiri yang sangat menentukan serta mendukung keefektifan belajarnya. Tiap-tiap mahasiswa diharuskan mau mengaplikasikan deep learning yang dapat memacu mahasiswa untuk selalu terlibat dalam critical thinking dalam kelompok belajarnya.
Berdasarkan pentingnya proses-proses pembelajaran baru dalam kegiatan belajar di Fakultas Kedokteran ini penulis ingin dapat membahasnya dalam cakupan laporan tutorial dengan judul Peran Independent Learning dalam Metode Problem Based Learning
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas maka penyusun dapat merumuskan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keterkaitan aspek vital penentu tercapainya tujuan pembelajaran PBL dengan proses Iindependent Learning?
2. Apa kelebihan dan kelemahan Independent Learning?
3. Sumber pembelajaran apa yang dapat menunjang Independent Learning?
4. Apa sajakah tujuan Independent Learning?
5. Bagaimanakah kedudukan Independent Learning dalam PBL?
6. Strategi apa sajakah untuk tercapainya Independent Learning?
7. Apa Self Directed Learning bisa efektif di Fakultas Kedokteran?
8. Apa peranan dosen dalam Independent Learning?
9. Keterkaitan deep learning,manajemen waktu,dan critical thinking?
10. Bagaimana cara manajemen waktu?
11. Ciri-ciri belajar mandiri?
12. Apa saja aspek vital selain belajar mandiri dalam Independent learning?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu untuk memahami dan mengimplementasikan metode pembelajaran PBL dalam pendidikan kedokteran.
2. Mahasiswa selalu terbiasa berpikir kritis terhadap suatu ilmu pengetahuan yang baru.
3. Mahasiswa akan selalu cross check terlebih dahulu terhadap suatu hal baru yang ia terima.
4. Mahasiswa mampu mengakses sumber-sumber pembelajaran dengan benar untuk mendukung belajar mandirinya.
5. Mampu menyusun rencana pembelajaran sehingga dapat mengenal kelemahan dan kelebihan diri sendiri.
D. Manfaat
1. Mahasiswa diharapkan mendapat ilmu baru mengenai peran pentingnya Independent Learning dalam Problem Based Learning.
2. Mahasiswa diharapkan mampu untuk berpikir kritis, ilmiah, mandiri, serta terbiasa bekerja sama.
3. Mahasiswa tidak lagi ketergantungan terhadap seorang pembimbing dalam belajarnya.
4. Mahasiswa diharapkan terbiasa dalam menghadapi suatu problem, sehingga tidak canggung dalam menghadapi situasi pasien yang berbeda-beda.
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Independent learning adalah disebut sebagai yakni pembelajar memiliki control atas proses belajarnya sendiri, dan didorong untuk menyusun rencana pembelajarannya sendiri (Dent et al, 2001).
2.2 Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimilki (Mudjiman, 2008).
2.3 Problem Based Learning (PBL) adalah metode pendidikan yang medorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek. PBL menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran (Duch, 1995).
2.4 PBL adalah sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan ataupun mengintegrasikan ilmu (knowledge) baru. Dengan demikian,masalah yang ada digunakan sebagai sarana agar anak didik dapat belajar sesuatu yang dapat menyokong keilmuan (Barrows H.S, 1982).
2.5 Self directed learning adalah sesuatu proses dimana seseorang memiliki inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, untuk menganalisis kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan tujuan belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber–sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar yang sesuai dan mengevaluasi hasil belajarnya sendiri (O’Shea, 2003).
2.6 Self directed learning adalah sesuatu metode belajar di mana pelajar mempunyai tanggung jawab yang utama daalam perencanaan,pelaksanaan dan penilaian hasil belajar (Caffarella, 1991)
2.7 Self directed learning (SDL) adalah metode yang bersifat kontinuitas,tidak benar SDL menggambarkan suatu proses belajar dalam isolasi, tidak benar SDL menghabiskan lebih banyak waktu daripada kegunaannya, dan tidak benar aktivitas SDL hanya terbatas pada membaca dan menulis (Brockett et al, 1991).
2.8 Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain (Horold et al)
2.9 Manajemen adalah proses aktivitas yang melingkar mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan sampai dengan pengawasan kemudian kembali lagi pada perencanaan, pengorganisasian dan seterusnya dengan tidak pernah berhenti (Giegold, 1978)
2.10 Deep learning adalah suatu metode pendekatan pembelajaran dimana seorang mahasiswa harus mendalami permasalahan tersebut dengan membaca skenario keseluruhan bacaan untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih,kemudian kepahaman itu didiskusikan di dalam kelompok dan direfleksikan untuk selamanya karena dengan metode model ini mahasiswa akan selalu berkeinginan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dari yang sudah dia dapatkan (Albanese, 2000).
2.11 Berfikir kritis adalah berfikir dengan benar berdasarkan pengetahuan yang relevan dan reliable, atau cara fikir yang beralasan, relfektif, bertanggungjawab, dan mahir. Seorang yang berfikir kritis dapat menanyakan suatu hal dengan tepat, mencari informasi dengan tepat yang akan dipergunakannya untuk menyelesaikan masalah, dapat mengelola informasi tersebut dengan logis, efisien dan kreatif sehingga dia dapat membuat simpulan yang logis dan dapat memecahkan masalah yang dihadapinya dengan tepat berdasarkan analisis informasi dan pengetahuan yang dimilikinya (Schafersman, 1991).
2.12 Critical thinking adalah kegiatan berfikir yang beralasan dan reflektif yang memfokuskan pada apa yang diyakini dan apa yang akan dilakukan (Fisher, 2001).
BAB III
PEMBAHASAN
Skenario
Seorang mahasiswa fakultas kedokteran semester pertama menaruh minat pada kuliah perkenalan mengenai pentingnya belajar yang diarahkan diri sendiri (self directed learning). Belajar mandiri ini sangat penting dan merupakan aspek vital penentu untuk tercapainya tujuan pembelajaran pada PBL (Problem Based Learning). Meskipun demikian dia msih bingung dengan manajemen waktu untuk belajar mandiri tersebut karena ketatnya jadwal kegiatan belajar di kelas. Apalagi tuntutan untuk deep learning dan penerapannya dalam proses belajarnya setiap hari sampai lulus. Tuntutan lain adalah mahasiswa harus terlibat dalam critical thinking baik dengan sumber pembelajaran maupun aktivitas pembelajaran.
Analisis Skenario
3.1 Self directed learning adalah suatu proses pembelajaran yang dimana mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk selalu belajar mandiri tanpa bantuan orang lain untuk menganalisis,memilih sumber-sumber belajarnya dan juga serta melaksanakan strategi belajarnya pribadi sekaligus mengevaluasi hasil belajarnya.
3.2 Belajar mandiri adalah suatu kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi masalah dan dibangun dengan pengetahuan yang sudah dimiliki.
3.3 Aspek vital adalah suatu tanda yang sangat penting di dalam menuju atau untuk mencapai tujuan tertentu.
3.4 Problem based learning adalah metode pembelajaran yang mendorong mahasiswa untuk mengenal cara belajar dan kerjasama didalam kelompok untuk mencari penyelesaian permasalahan di dunia nyata sehingga mahasiswa pun dituntut untuk berpikir kritis dan analitis serta mampu untuk mendapatkan dan mempergunakan sumber pembelajarannya sendiri.
3.5 Manajemen waktu adalah suatu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu.
3.6 Deep learning adalah suatu metode pendekatan pembelajaran dimana seorang mahasiswa harus mendalami permasalahan tersebut dengan membaca skenario secara keseluruhan untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih kemudian kepahaman itu didiskusikan di dalam kelompok dan direfleksikan untuk selamanya karena metode ini mahasiswa akan selalu berkeinginan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dari yang sudah ia dapatkan.
3.7 Critical thinking adalah kegiatan berfikir yang beralasan,relevan,reflektif,dan bertanggung jawab sehingga dapat menanyakan suatu hal dengan tepat untuk menyelesaikan masalah.
3.8 Sumber pembelajaran adalah sesuatu yang dapat dijadikan tempat untuk bertanya atau untuk berpedoman dalam belajar.
Pada tujuan pembelajaran problem based learning, aspek vital yang sangat berkaitan dengan proses independent learning adalah critical thinking. Tujuan dari independent learning sendiri adalah melakukan kegiatan belajar yang tujuan belajarnya atau kompetensi ditentukan sendiri oleh pembelajar. Namun ada juga kendalanya dalam independent learning seperti yaitu mahasiswa akan lebih lama mendapatkan pengetahuan karena harus berupaya sendiri dalam mencari bahan belajarnya walaupun banyak sekali sumber pembelajaran di dalam proses belajar mandiri ini misalnya dari kuliah, textbook, surat kabar, internet, dan lain sebagainya. Selain itu ada banyak lagi strategi yang dapat digunakan dalam proses belajar mandiri bagi seorang mahasiswa terutama mahasiswa fakultas kedokteran yang dewasa ini menganut sistem pembelajaran problem based learning ini.
Namun kesemua strategi belajar itu akan tidak ada artinya kalau tanpa dilandasi suatu motivasi atau niat dari sang pembelajar itu sendiri serta kebiasaan buruk dalam belajar sewaktu mengenyam pendidikan di sekolah menengah seperti kebiasaan malas dan juga menunda-nunda pekerjaannya. Jadi mahasiswapun juga harus mengerti tentang bagaimana caranya memanajemen waktu yang baik dalam belajar agar tidak banyak, bahkan tidak ada waktu yang akan terbuang percuma tanpa belajar yang notabene akan memberikan ilmu pengetahuan kepada seorang mahasiswa itu sendiri. Berkaitan dengan ini pula mahasiswa itu sendiripun harus selalu mengasah ilmunya agar terbiasa berpikir kritis terhadap ilmu-ilmu baru yang ia dapatkan. Mahasiswa harus mampu berpikir kritis dalam proses pembelajaran mandiri ini yang juga merupakan salah satu aspek penting lain didalam keberhasilan proses belajar mandiri karena mahasiswa tidak akan mendapatkan bantuan dari orang lain atau tutor yang disini tugasnya hanyalah sebagai pengarah yang akan memberi rangsang kepada mahasiswa untuk berpikir kritis bukan sebagai seorang penjawab pertanyaan atau sesuatu yang tidak dimengerti oleh mahasiswa.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melalui materi yang telah diuraikan pada bagian studi pustaka dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar mandiri atau independent learning itu merupakan suatu proses pembelajaran yang mendidik mahasiswa untuk selalu bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri sehingga hal ini akan menumbuhkan niat dan motivasi untuk terus selalu belajar mandiri sepanjang hayat dengan atau bantuan orang lain dalam tujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang ia hadapi dalam hidup ini.
B. Saran
Dari pembahasan materi di bagian atas dapat diperhatikan beberapa hal yang mungkin bisa digunakan untuk pembenahan diri yaitu :
1. Mahasiswa diharap untuk mengerti dasar-dasar atau pengertian belajar mandiri, tujuan belajar mandiri, serta juga cara-cara mendapatkan sumber-sumber pembelajaranya supaya proses belajar ini sukses.
2. Mahasiswa diarahkan untuk merubah segala kebiasaan-kebiasaan menggantungkan sumber-sumber informasinya terhadap orang lain atau tutor.
3. Mahasiswa harus teliti dan analitis atau dengan kata lain mau untuk mengkritisi dan tidak serta merta menerima informasi-informasi yang ia dapatkan tanpa mengetahui keabsahan sumber informasi tersebut.
4. Mahasiswa diharapkan untuk selalu aktif di dalam kegiatan pembelajaran kelompok maupun kegiatan pembelajaran mandirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Albanese, M. and Mitchell, S., 1993 “Problem-based learning: a review of the literature, its outcomes and implementation issues”, Academic medicine. 68(1),pp. 52-81.
Brockett, RG. & Hiemstra, R. , 1991 Self Direction in Adult Learning: Perspectives on Theory, Research, and Practice. Routledge, London and New York
Lestari, E., Perkembangan Pendidikan dan Implikasinya Bagi Pengembangan Pendidikan Kedokteran Pada Umumnya dan Desain Instruksional, FK UNISSULA, Semarang
Mujiman, H., 2008, Belajar Mandiri (Self Motivated Learning), LPP dan UNS Press, Surakarta
O’Shea, E., 2003 Self-directed learning in nurse education: a review of literature. Journal of Advanced Nursing, 43 (1), pp. 62-70.
Pidarta, M., 2004, Manajemen Pendidikan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar