A.
Definisi
Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung
antara sudut bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang
ekor). Nyeri juga bisa menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian
atas dan pangkal paha LBP atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu
gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.
B.
Etiologi
-
Kelainan tulang punggung atau spine sejak lahir
Keadaan ini lebih dikenal dengan
istilah Hemi Vertebrae.kelainan-kelainan kondisi tulang vertebra tersebut
dapat berupa tulang vertebra hanya setengah bagian karena tidak lengkap pada
saat lahir. Hal ini dapat
menyebabkan timbulnya low back pain yang disertai dengan
skoliosis ringan. Selain itu ditandai pula adanya dua buah vertebra yang
melekat menjadi satu, namun keadaan ini tidak menimbulkan nyeri. Terdapat
lubang di tulang vertebra dibagian bawah karena tidak melekatnya lamina dan
keadaan ini dikenal dengan Spina Bifida. Penyakit spina
bifida dapat menyebabkan gejala-gejala berat seperti club
foot, rudimentair foof, kelayuan pada kaki, dan sebagainya. namun jika
lubang tersebut kecil, tidak akan menimbulkan keluhan.
a. Penyakit
Spondylisthesis
Pada spondylisthesis merupakan kelainan pembentukan
korpus vertebrae, dimana arkus vertebrae tidak bertemu dengan
korpus vertebrae. Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi, namun
ketika berumur 35 tahun baru menimbulkan nyeri akibat kelinan-kelainan
degeneratif. Nyeri pinggang ini berkurang atau hilang bila penderita duduk atau
tidur dan akan bertambah, bila penderita itu berdiri atau berjalan. Dengan
gejala klinis :
1) Penderita memiliki
rongga badan lebih pendek dari semestinya. Antara dada dan panggul terlihat
pendek.
2) Pada punggung
terdapat penonjolan processus spinosus vertebra yang menimbulkan
skoliosis ringan.
3) Nyeri pada bagian
punggung dan meluas hingga ke ekstremitas bawah.
4) Pemeriksaan X-ray
menunjukan adanya dislokasi, ukuran antara ujung spina dan garis depan
corpus pada vertebra yang mengalami kelainan lebih panjang dari garis
spina corpus vertebrae yang terletak diatasnya.
b. Penyakit Kissing
Spine
Penyakit ini disebabkan karena dua tau lebih processus
spinosus bersentuhan.Keadan ini bisa menimbulkan gejala dan tidak. Gejala yang
ditimbulkan adalah low back pain. Penyakit ini hanya bisa diketahui
dengan pemeriksaan X-ray dengan posisi lateral
c. Sacralisasi
Vertebra Lumbal ke V
Penyakit ini disebabkan karena processus
transversus dari vertebra lumbal ke V melekat atau menyentuh os
sacrum dan/atau os ileum.
-
Trauma
Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab
utama LBP. Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot
atau melakukan aktivitas dengan beban yang berat dapat
menderita nyeri pinggang bawah yang akut. Gerakan bagian punggung
belakang yang kurang baik dapat menyebabkan kekakuan dan spasme yang tiba-tiba
pada otot punggung, mengakibatkan terjadinya trauma punggung
sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot cenderung dapat sembuh
dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu.Namun pada kasus-kasus yang berat
memerlukan pertolongan medis agar tidak mengakibatkan gangguan yang lebih
lanjut.
-
Perubahan jaringan
Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat
perubahan jaringan pada tempat yang mengalami sakit. Perubahan jaringan
tersebut tidak hanya pada daerah punggung bagian bawah, tetapi terdapat juga
disepanjang punggung dan anggota bagian tubuh lain
a. Osteoarthritis
Dengan bertambahnya usia seseorang maka kelenturan
otot-ototnya juga menjadi berkurang sehingga sangat memudahkan terjadinya
kekakuan pada otot atau sendi. Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang
antar tulang vetebra yang menyebabkan tulang belakang menjadi tidak fleksibel
seperti saat usia muda. Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada tulang
belakang hingga ke pinggang.
b. Penyakit fibrositis
Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism
Muskuler.Penyakit ini ditandai dengan nyeri dan pegal di otot, khususnya di
leher dan bahu. Rasa nyeri memberat saat beraktivitas, sikap tidur yang
buruk dan kelelahan.
c.
Penyakit infeksi
Infeksi pada sendi terbagi atas
dua jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri dan infeksi kronis,
disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Infeksi kronis ditandai dengan pembengkakan sendi, nyeri berat dan akut ,
demam serta kelemahan.
-
Tumor
-
Pengaruh gaya berat
Gaya berat tubuh, terutama dalam
posisi berdiri, duduk dan berjalan dapat mengakibatkan rasa nyeri pada punggung
dan dapat menimbulkan komplikasi pada bagian tubuh yang lain, misalnya genu
valgum, genu varum, coxae valgum dan sebagainya. Beberapa pekerjaan yang
mengharuskan berdiri dan duduk dalam waktu yang lama juga dapat mengakibatkan
terjadinya LBP.
Kehamilan dan obesitas merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan terjadinya LBP akibat pengaruh gaya berat. Hal ini
disebabkan terjadinya penekanan pada tulang belakang akibat penumpukan lemak,
kelainan postur tubuh dan kelemahan otot.
C.
Faktor Risiko
-
Faktor umur (20-50 tahun)
-
Jenis kelamin (L=P)
-
Faktor Indeks Masa Tubuh (>> IMT )
-
Pekerjaan
-
Aktivitas / olahraga
D.
Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan perjalanan kliniknya :
-
Acute Low Back Pain
Acute low back pain ditandai dengan rasa
nyeri yang menyerang secara tiba-tiba dan rentang waktunya hanya sebentar,
antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau
sembuh.Acute low back pain dapat disebabkan karena luka traumatik seperti
kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat
kemudian.Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai
otot, ligamen dan tendon.Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada
daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini
penatalaksanan awal nyeri pinggang akut terfokus pada istirahat dan pemakaian
analgesik.
-
Chronic Low Back Pain
Rasa nyeri pada chronic low back pain bisa menyerang
lebih dari 3 bulan. Rasa nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh
kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu
yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi karena
osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus
intervertebralis dan tumor.
Klasifikasi LBP menurut
Macnab :
Pembeda
|
Viscerogenik
|
Vasculogenik
|
neurogenik
|
Spondylogenik
|
Psikogenik
|
Istirahat
|
+ tetap
|
- berdiri tenang
|
malam
|
+
|
+
|
Aktifitas
|
+ tetap
|
+
|
+
|
++
|
+
|
Organ spesifik
|
+
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Sifat Nyeri
|
Menetap
|
Nyeripunggung dalam
|
menetap
|
Radikuler
|
Inkonsisten
|
Penjalaran
|
-
|
Bokong
Tungkai
|
+
|
+
|
+
|
Klaudikatio Int
|
-
|
+
|
-
|
+ kanal
stenosis
|
-
|
Batuk/ mengejan/ membungkuk
|
-
|
-
|
-
|
++
|
-
|
Spasme otot
|
+
|
+
|
++
|
++
|
-/+++
|
E.
Patofisologi
LBP dapat muncul karena beberapa sebab, anatara lain
karena degenerative, trauma, metabolic, penyakit infeksi (peradangan) atau
bahkan tumor. Nyeri Nyeri pada LBP dapat disebabkan karena penjepitan saraf
radiks, malposition, gangguan pada sendi tulang belakang, gangguan pada otot
punggung, atau nyeri visceral karena gangguan pada organ yang ada disekitar
vertebra.Nyeri yang terjadi dapat disebabkan pelepasan asam arakhidonat yang
merangsang jaringan atau melalui mekanisme neuropatic pain, yakni nyeri yang terjadi
disebabkan kerusakan langsung pada syaraf.
F.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan neurologis serta pemeriksaan
penunjang.Untuk mendapatkan diagnosis low back pain seawal mungkin,
perlu adanya anamnesis yang terarah dan terbimbing. Antara lain ditanyakan hal
sebagai berikut :
- Sejak kapan
keluhan nyeri timbul. Mendadak? Adakah trauma atau aktifitas fisik lain yang
mendahului? Ataukah spontan?
- Bagaimana sifat
nyeri, tajam seperti ditusuk dan berdenyut sering bersumber dari sendi, tulang,
dan ligamen. Sedangkan nyeri otot terasa pegal.
- Lokasi nyeri,
apakah nyeri setempat atau disertai penjalaran nyeri ke arah tungkai (ada
keterlibatan radiks)
- Adakah hal atau
keadaan yang dapat meringankan atau memprovokasi nyeri. HNP keluhan akan
berkurang dengan tirah baring. Sebaliknya penderita tumor intrakanalis spinal
menrasa lebih ringan bila berjalan-jalan. Penderita spondilitis ankilosa
mengeluh kaku pagi hari dan berkurang dengan melakukan gerakan tubuh. Disamping
itu batuk dan bersin serta mengejan memprovokasi nyeri pada penderita HNP.
- Adakah demam
yang timbul selama beberapa waktu terakhir? Adanya demam menyokong kemungkinan
suatu proses infeksi seperti spondilitis.
- Apakah nyeri
stasioner atau progresif, nyeri yang stasioner mungkin berasal dari LBP mekanik
kronik, sedangkan nyeri progresif kemungkinan suatu tumor. Lebih-lebih disertai
adanya defisit neurologis.
- Adakah keluhan
nyeri di bagian tubuh lain.dakah gangguan libido, kalai penderita seorang
wanita ditanyakan adakah gangguan dalam siklus haid, adakah memakai IUD
(kemungkinan inflamasi).
- Apakah nyeri
berpindah-pindah, nyeri psikogenik cenderung menunjukkan sifat tidak tetap.
- Adakah riwayat
penyakit yang serupa dalam keluarga.
Observasi umum
Perhatikan cara penderita berdiri, jalan dan duduk.
Penderita HNP biasanya tertatih-tatih, tungkai yang sakit dalam posisi fleksi
lutut dan panggul untuk mengurangi nyeri. Penderita yang mengalami sprain
berjalan tegak sambil menahan pinggangnya dengan kedua tangan. Sebaliknya
penderita oleh faktor mekanik menunjukkan postur yang jelek.Selanjutnya
perhatikan bagian belakang tubuh, apakah ada gibbus, skoliosis.Bagaimana bentuk
lordosis, normal, mendatar, atau hiperlordosis. Perhatikan pula apakah ada
kemiringan pelvis, biasanya disebabkan oleh panjang tungkai yang tidak sama.
Bagaimana kedua tungkai, adakah atrofi?Setelah inspeksi di atas kita melakukan
palpasi.
Pemeriksaan Neurologik
1. Pemeriksaan motorik :
Apakah ada kelumpuhan, atrofi, fasikulasi.Kalau ada
kelumpuhan segmen mana yang terganggu.
2. Pemeriksaan sensorik
3. Pemeriksaan refleks,
percobaan Laseque/SLR, percobaan Laseque menyilang, percobaan Naffziger,
Valsalva, modifikasi Kemp, Patrick/Fabere, Patrick terbalik, Gaenslens,
percobaan Thomas.
G.
Diagnosis Banding
Kondisi/ Penyakit
|
Usia
(tahun)
|
Lokasi Nyeri
|
Kualitas Nyeri
|
Faktor pemberat dan yang mengurangi Nyeri
|
Tanda
|
Ketegangan Tulang Belakang
|
20-40
|
Punggung, pantat, paha atas
|
Nyeri>>, spasme
|
Meningkat ketika beraktifitas, atau membungkuk
|
Nyeri local, pergerakan tulang belakang
|
Hernia akut pada diskus
|
30-50
|
Punggung sampai tungkai bawah
|
Tajam, rasa terbakar dan parestesi tungkai
|
Berkurang
jika berdiri dan bertambah jika membungkuk/ duduk
|
Laseque sign (+), kelemahan dan efek asimetri
|
Osteoartritis atau stenosis spinalis
|
>50
|
Punggung sampai tungkai bawah, sering bilateral
|
Nyeri>>, seperti ditusuk-tusuk
|
Bertambah jika berjalan dan berkurang jika duduk
|
Ekstensi tulang belakang berkurang dan terjadi efek
asimetri
|
Spondilothesis
|
Semua umur
|
Punggung, paha atas
|
Nyeri>>
|
Meningkat ketika aktifitas atau membungkuk
|
Eksagregasi tulang belakang menajadi membelok otot
hamstring tertarik
|
Spondilitis ankilosa
|
15-40
|
Sacroiliaca, lumbal
|
Nyeri>>
|
Kaku pada pagi hari
|
Pergerakan nyeri tulang belakang berkurang, nyeri
pada sacroiliaca
|
Infeksi
|
Semua umur
|
Lumbal, sacrum
|
Tajam, dan nyeri
|
Bervariasi
|
Demam, nyeri pada perkusi,
|
Malignansi
|
>50
|
Tulang
|
Tumpul berdenyut dan progresif lambat
|
Bertambah jika batuk dan berbaring terlentang
|
Bisa terdapat nyeri local, tanda neurologi, dan
demam
|
H.
Tatalaksana
-
Medikamentosa
1. OAINS
-
Penghambat COX-1 (Ibuprofen, naproxen, diklofenac)
-
Penghambat COX-2 (nabumetone,etodolac, meloxicam)
2. Analgetik
-
Analgetik standar (paracetamol, dextroproproxiphene, kodein, dan dehydrocodein
secara tersendiri atau kombinasi)
-
Aanalgetik kuat : potensi sedang (meptazinol, nefopam, pentazocine), potensi
kuat (buprenorphine, tramadol) dan potensi sangat kuat (Diamorphine, morphine)
3.
Muscle Relaxant
Beberapa
sumber menyarankan hanya muscle relaxant atau dikombinasikan dengan OAINs dalam
manajemen nyeri pinggang.Ada bukti kuat bahwa kombinasi dengan analgetik atau
OAIN membantu dan mempercepat penyembuhan. Missal eperisone HCl
-
Non Medikamentosa
1. Tirah baring
Tirah baring dilakukan kurang dari 3 hari, bila terlalu lama otot
lemah dilakukan mobilisasi bertahap. Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri
mekanik dan tekanan intra distal. Posisi tirah baring yang dianjurkan adalah
dengan menyandarkan punggung, lutut dan punggung bawah papa posisi sedikit
flexi. Flexi ringan dari vertebra lumbosakral akan memisahkan permukaan sendi
dan memisahkan aproksimasi jaringan yang meradang.
2. Terapi panas
superficial dan dalam
3. Traksi pelvis
Traksi pelvis bermanfaat untuk relaksasi
otot, memperbaiki lordosis serta memaksa penderita melakukan tirah baring
total.Bukti-bukti menunjukkan bahwa traksi tidak bermanfaat untuk meregangkan
discus yang menyempit. Traksi pelvis dilarang dilakukan jika ada infeksi
tulang, keganasan tulang, adanya kompresi mielum.
Beban yang umum digunakan berkisar antara 10-25 kg.
4. TENS 21 (Trancutaneus
Electrical Nerve Stimulator 21)
5. Korset Lumbal
Manfaat pemakaian korset lumbal adalah untuk membatasi
gerak, mengurangi aktivitas otot (relaksasi otot), membantu
mengurangi beban terhadap vertebra dan otot paraspinal, dan mendukung vertebra
dengan peninggian tekanan intra abdominal. Mobilisasi sebaiknya dimulai dengan
gerakan-gerakan ringan untuk jangka pendek.Kemudian diperberat dan diperlama.
6.
Traksi pelvis
Traksi pelvis bermanfaat untuk
relaksasi otot, memperbaiki lordosis serta memaksa penderita melakukan tirah
baring total.Bukti-bukti menunjukkan bahwa traksi tidak bermanfaat untuk
meregangkan discus yang menyempit. Traksi pelvis dilarang dilakukan jika ada infeksi tulang, keganasan tulang,
adanya kompresi mielum. Beban yang umum
digunakan berkisar antara 10-25 kg.
7. Good Body Mechanism
a.
Jalan
-
Berjalan dengan posisi tegak , rileks, dan tenang
b. Berdiri
-
Tidak memakai sepatu dengan tumit yang terlalu tinggi
-
Bila berdiri terlalu lama diselingi dengan periode jongkok
-
Bila lama angkat satu kaki lebih tinggi daripada yang lain, untuk mengurangi
hiperlordosis lumbal
-
Bila angkat barang meregangkan kedua kaki lalu menekuk lutut dan punggung tetap
tegak dan mengangkat barang sedekat mungkin.
c. Duduk
-
Kursi harus sesuai, satu diusahakan lebih tinggi dari yang lain
d.
Tidur
-
Waktu tidur dalam keadaan mendatar.
8. Teknik latihan
William
Tujuan pemberian latihan pada LBP adalah :
a. Mengurangi hiperlordosis
lumbal /memperbaiki postur tubuh
b. Membiasakan
diri untuk melakukan gerakan -gerakan yang sesuai dengan biomekanik tulang
punggung
Secara operasional, pemberian
latihan ini ditujukan untuk :
a.
Mengurangi gaya yang bekerja pada tulang punggung dengan cara mengurangi berat
badan
b.
Memperkuat otot-otot yang kurang kuat, terutama otot dinding perut, otot
gluteus maksimus dan medius, dan otot punggung
c.
Meregangkan otot-oto yang
memendek, terutama otot punggung dan otot hamstrings
d. Mengurangi posisi bahu dan
punggung bagian atas yang terlalu menekuk ke depan
e.
Mengurangi spasme otot-otot
Beberapa hal penting sebelum melakukan latihan
a.
Tidak ada penyakit lain yang
membahayakan bila dilakukan latihan
b. Latihan harus dilakukan setiap hari, pagi dan sore dan
selalu dimulai dengan intensitas yang ringan dan secara bertahap ditingkatkan
c.
Latihan dilakukan pada dasar yang
datar, dianjurkan dilantai dengan alas karpet
d. Posisi awal latihan adalah berbaring terlentang, lutut
fleksi, kedua telapak kaki menempel lantai seluruhnya dan kedua lengan dan
taangan rileks di samping tubuh
e.
Setiap latihan diulangi 5x dan
bertahap dinaikkan sampai 10 x , dilakukan dengan pelan-pelan dan hati-hati,
tidak perlu tergesa-gesa dan jangan terlalu banyak dengan cara mengejan.
Teknik Latihan
Sikap dasar adalah telentang
·
Pelvic Tilting
Untuk menguatkan muskulus gluteus maksimus dan
mencegah hiperlordosis lumbal
Teknik : menekankan punggung pada alas sambil
menegangkan otot perut dan kedua otot gluteus maksimus . Pertahankan
selama 5-10 hitungan.
·
Lutut ke dada
Untuk meregangkan otot
punggung yang tegang dan spasme serta ligamen-ligamen sendi tulang belakang
Teknik : tarik lutut ke dada
bergantian semaksimal mungkin tanpa menimbulkan rasa sakit, dipertahankan 5-10
detik, lakukan juga dengan kedua lutut.
·
Meregangkan tubuh bagian lateral
Untuk meregangkan otot lateral
tubuh yang tegang
Teknik ; dengan tangan di bawah
kepala dan siku menempel pada alas, paha kanan disilangkan ke paha kiri
kemudian tarik kesamping kanan dan kiri sejauh mungkin, lakukan juga dengan
menyilangkan paha kiri di atas paha kanan.
·
Straight Leg Raising
Untuk meregangkan dan menguatkan otot hamstring dan gluteus
Teknik : satu lutut kanan di
tekuk, kaki kiri di naikkan ke atas tanpa bantuan lengan dan tangan ,
dipertahankan 5-10 detik, ulangi sebaliknya
· Sit
Up
Untuk menguatkan otot perut dan
punggung bawah
Teknik : pelan-pelan menaikkan
kepala dan leher sehingga dagu menyentuh dada, diteruskan dengan mengangkat
punggung bagian sampai kedua tangan mencapai lutut (tangan diluruskan),
sedangkan punggung bagian tengah dan bawah tetap menempel pada dasar.
· Hidung ke lutut
Untuk memperkuat otot perut dan
meregangkan otot iliopsoas
Teknik : dengan posisi menekuk ,
lutut secara bergantian ditarik sampai ke hidung, pertahankan 5-10 detik,
lakukan pada lutut satunya.
·
Gerakan gunting
Untuk meregangkan dan menguatkan
otot hamstring, punggung, gluteus dan abdomen
Teknik : kedua tangan di belakang
kepala, tarik kedua tungkai ke atas, kemudian kedua kaki disilangkan,
tungkai ditarik ke muka belakang bergantian, lakukan 10 kali, kemudian ke
samping kanan dan samping kiri
·
Hiperekstensi sendi paha
Untuk menguatkan otot gluteus dan
punggung bawah serta meregangkan otot fleksor paha
Teknik ; dengan posisi tengkurap,
tungkai ditarik ke atas , ulangi pada kaki sebelahnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lubis I. Epidemiologi
Nyeri Punggung Bawah. Dalam: Meliala L, Nyeri Punggung Bawah, Kelompok Studi
Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. JaL. karta, 2003.
2. Meliala L.
Patofisiologi dan Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah. Dalam Meliala L,
Suryono B, Wibowo S. Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah I Indonesian pain
Society, Yogyakarta, 2003.
3. Wirawan. Diagnosis
dan penatalaksanaan Nyeri Pinggang. Dalam Soenarto. Simposium Rematik
Pengenalan dan Pengelolaan Artropati Seronegatif, Bagian Penyakit Dalam FK
UNDIP, Semarang, 1998.
4. Kajsmir YI,
Penatalaksanaan Medik Nyeri Punggung Bawah. Dalam Meliala L, Suryono B, Wibowo
S. Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah I Indonesian Pain Society, Yogyakarta,
2003.
5. Aulina S. Anatomi dan
biomekanik Tulang Belakang. Dalam Meliala L, Nyeri Punggung Bawah, Kelompok
Studi Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia. Jakarta, 2003.
6. Angliadi LS, dkk.
Ilmu kedokteran klinik dan rehabilitasi medik. Manado : Bagian Ilmu Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi Medik; 2006.
7. Wagiu SA. Pendekatan
diagnostik low back pain. 2005. Diunduh dari
http://www.neurology.multiply.com. Diakses 11 Desember 2012.
8. Anonymous. Low
back pain. 2009. Diunduh dari http://www.bimaarjotejo.wordpress.com.
Diakses 11 Desember 2012.
9. Sadeli HA, Tjahjono
B. Nyeri punggung bawah. Dalam : nyeri neuropatik, patofisiologi dan
penatalaksanaan. Editor : Meliala L, Suryamiharja A, Purba JS, Sadeli HA.
Perdossi, 2001 : 145-167.
10. Feske SK, Greenberg SA. Degenerative and
compressive structural disorders. In: Textbook of Clinical Neurology. 2nd
Ed. Ed. Goetz, CG. Philadelphia : Saunders 2003; 583-600.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar