·
Jangan panik berlebihan.
·
Jangan masukkan sendok atau jari ke mulut.
·
Jangan memberi obat melalui mulut saat anak
masih kejang atau masih belum sadar.
·
Letakkan anak dalam posisi miring, buka
celananya kemudian berikan diazepam melalui anus dengan dosis yang Sama.
·
Bila masih kejang, diazepam dapat diulang lagi
setelah 5 menit, sambil membawa anak ke rumah sakit.
·
Bila anak demam tinggi, usahakan untuk
menurunkan suhu tubuh anak anda dengan mengkompres tubuh anak dengan air hangat
atau air biasa, lalu berikan penurun demam bila ia sudah sadar.
·
Jangan mencoba untuk menahan gerakan-gerakan
anak pada saat kejang, berusahalah untuk tetap tenang.
·
Kejang akan berhenti dengan sendirinya. Amati
berapa lama anak anda kejang.
·
Ukurlah suhu tubuh anak anda pada saat itu, hal
ini bisa menjadi pegangan anda untuk mengetahui pada suhu tubuh berapa anak
anda akan mengalami kejang.
·
Hubungi petugas kesehatan jika kejang
berlangsung lebih lama dari 10 menit.
·
Jika kejang telah berhenti, segeralah ke dokter
untuk mencari penyebab dan mengobati demam.
PENANGANAN KEJANG DEMAM SAAT DI
RUMAH SAKIT
·
Memastikan jalan napas anak tidak tersumbat
·
Pemberian oksigen melalui face mask
·
Pemberian diazepam 0,5 mg/kg berat badan per
rektal (melalui anus) atau jika telah terpasang selang infus 0,2 mg/kg per
infus
·
Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan
·
Sebagian sumber menganjurkan pemeriksaan kadar
gula darah untuk meneliti kemungkinan hipoglikemia. Namun sumber lain hanya
menganjurkan pemeriksaan ini pada anak yang mengalami kejang cukup lama atau
keadaan pasca kejang (mengantuk, lemas) yang berkelanjutan .
Jika kejang masih berlanjut :
·
Pemberian
diazepam 0,2 mg/kg per infus diulangi. Jika belum terpasang selang infus, 0,5
mg/kg per rektal
·
Pengawasan
tanda-tanda depresi pernapasan
Jika kejang masih berlanjut :
·
Pemberian
fenobarbital 20-30 mg/kg per infus dalam 30 menit atau fenitoin 15-20 mg/kg per
infus dalam 30 menit.
·
Pemberian
fenitoin hendaknya disertai dengan monitor EKG (rekam jantung).
Jika kejang masih berlanjut, diperlukan penanganan lebih lanjut di ruang
perawatan intensif dengan thiopentone dan alat bantu pernapasan.
·
Pemberian
obat-obatan jangka panjang untuk mencegah berulangnya kejang demam jarang
sekali dibutuhkan dan hanya dapat diresepkan setelah pemeriksaan teliti oleh
spesialis . Beberapa obat yang digunakan dalam penanganan jangka panjang adalah
sebagai berikut.
·
Antipiretik
Antipiretik tidak mencegah kejang demam . Penelitian menunjukkan tidak ada
perbedaan dalam pencegahan berulangnya kejang demam antara pemberian
asetaminofen setiap 4 jam dengan pemberian asetaminofen secara sporadis.
Demikian pula dengan ibuprofen.
·
Diazepam
. Pemberian diazepam per oral atau per rektal secara intermiten (berkala) saat
onset demam dapat merupakan pilihan pada anak dengan risiko tinggi berulangnya
kejang demam yang berat . Edukasi orang tua merupakan syarat penting dalam
pilihan ini. Efek samping yang dilaporkan antara lain ataksia (gerakan tak
beraturan), letargi (lemas, sama sekali tidak aktif), dan rewel. Pemberian
diazepam juga tidak selalu efektif karena kejang dapat terjadi pada onset demam
sebelum diazepam sempat diberikan . Efek sedasi (menenangkan) diazepam juga
dikhawatirkan dapat menutupi gejala yang lebih berbahaya, seperti infeksi
sistem saraf pusat.
·
Profilaksis
(obat pencegahan) berkelanjutan. Efektivitas profilaksis dengan fenobarbital
hanya minimal, dan risiko efek sampingnya (hiperaktivitas, hipersensitivitas)
melampaui keuntungan yang mungkin diperoleh . Profilaksis dengan carbamazepine
atau fenitoin tidak terbukti efektif untuk mencegah berulangnya kejang demam.
Asam valproat dapat mencegah berulangnya kejang demam, namun efek samping
berupa hepatotoksisitas (kerusakan hati, terutama pada anak berusia
Dari berbagai penelitian tersebut, satu-satunya yang dapat dipertimbangkan
sebagai profilaksis berulangnya kejang demam hanyalah pemberian diazepam secara
berkala pada saat onset demam, dengan dibekali edukasi yang cukup pada orang
tua. Dan tidak ada terapi yang dapat meniadakan risiko epilepsi di masa yang
akan datang .
Pemberian obat anti kejang jangka panjang diberikan pada keadaan
tertentu seperti pada kasus:
·
Kejang
demam berlangsung lama lebih dari 15 menit.
·
Kejang
demam hanya satu sisi tubuh, misalnya hanya kejang sebelah kiri.
·
Anak
juga mengalami kelainan saraf yang jelas, misalnya ada kelumpuhan.
Indikasi yang tidak mutlak misalnya:
·
Bila
kejang demam pertama terjadi pada umur kurang dari 1 tahun.
·
Bila
kejang demam berulang, lebih dari satu kali dalam satu hari.
PENCEGAHAN KEJANG BERULANG
Paling baik memang apabila anak mengalami demam,
lalu diberi obat untuk mencegah berulangnya kejang demam. Sayangnya tidak ada
obat yang 100% dapat mencegah kejang demam bila diberikan saat anak mulai
mengalami demam. Obat yang dapat digunakan adalah diazepam, yang dimakan selama
demam, diberikan 3 kali sehari. Cara ini berhasil mengurangi risiko kejang
demam sebanyak 20-44%.
Cara lain adalah memberikan diazepam melalui anus,
saat anak mulai demam. Dosis diazepam adalah 5 mg untuk anak dengan berat badan
kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk anak dengan berat badan lebih dari 10 kg.
Cara ini mungkin lebih efektif dibandingkan memberi diazepam yang dimakan.
Referensi
Baumann RJ. Technical Report:
Treatment of the Child With Simple Febrile Seizures. Pediatrics 1999; 103:e 86
Moyer VA. Evidence based
management of seizures associated with fever. BMJ 2001;323:1111–4
Committee on Quality Improvement
and Subcommittee on Febrile Seizures. Practice Parameter: Long-term Treatment
of the Child With Simple Febrile Seizures. Pediatrics 1999;103:1307-1309
Provisional Committee on Quality
Improvement, Subcommittee on Febrile Seizures. Practice parameter: The
neurodiagnostic evaluation of the child with a first simple febrile seizure.
AAP Policy 1996; 97:769-775 http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/abstract/pediatrics;97/5/769
Acute Management of Infants and
Children with Seizures. December 2004.
www.health.nsw.gov.au/fcsd/rmc/cib/circulars/2004/cir2004-66.pdf
https://infodemam.com/2009/07/17/penanganan-dan-pengobatan-kejang-demam-pada-anak/