Cari Blog Ini

30/10/12

XEROFTALMIA


Definisi
Xeroftalmia adalah kelainan mata akibat kekurangan vitamin A, terutama pada anak Balita dan sering ditemukan pada penderita gizi buruk dan gizi kurang.

Penyebab
Faktor yang menjadi penyebab tingginya kasus Xeroftalmia di Indonesia adalah :
1)   Konsumsi makanan yang kurang / tidak mengandung cukup Vitamin A atau pro vitamin A untuk jangka waktu lama
2)   Bayi tidak mendapatkan ASI Eksklusif
3)   Gangguan penyerapan vitamin A
4)   Tingginya angka infeksi pada anak (gastroenteritis / diare)

Gambaran Klinis
1. Gejala Reversible :
1)   buta senja (Hemeralopia)
2)   xerosis konjungtiva : yaitu konjungtiva yang kering, menebal, berkeriput, dan keruh karena banyak bercak pigmen
3)   xerosis kornea : konjungtiva kornea yang kering, menebal, berkeriput dan keruh karena banyak bercak pigmen
4)   bercak Bitot : benjolan berupa endapan kering dan berbusa yang berwarna abu-keperakan berisi sisa-sisa epitel konjungtiva yang rusak.


2. Gejala irreversible : ulserasi kornea dan sikatriks (scar)

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Penatalaksanaan
1. Berikan 200.000 IU Vitamin A secara oral atau 100.000 IU Vitamin A injeksi
2. Hari berikutnya, berikan 200.000 IU Vitamin A secara oral
3. 1 – 2 minggu berikutnya, berikan 200.000 IU Vitamin A secara oral
4. Obati penyakit infeksi yang menyertai
5. Obati kelainan mata, bila terjadi
6.    Perbaiki status gizi
http://dokter-agus.blogspot.com/2011/10/xeroftalmia.html

Ringkasan Sinusitis



Definisi
Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur. Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus

Penyebab
Ostium sinus tersumbat, atau rambut-rambut pembersih (ciliary) rusak sehingga sekresi mucus tertahan dalam rongga sinus yang selanjutnya menyebabkan peradangan.

Gambaran klinik
Gejala khas dari kelainan pada sinus adalah sakit kepala yang dirasakan ketika penderita bangun pada pagi hari.
Sinusitis akut dan kronik memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri tekan dan pembengkakan pada sinus yang terkena, tetapi ada gejala tertentu yang timbul berdasarkan sinus yang terkena.
1.   Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit gigi dan sakit kepala.
2.   Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi.
3.   Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata serta sakit kepala di dahi. Peradangan sinus etmoidalis juga bisa menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung ditekan, berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat.
4.   Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit leher.
Gejala lainnya adalah :
a.   Tidak enak badan
b.   Demam, demam dan menggigil menunjukkan bahwa infeksi telah menyebar ke luar sinus.
c.   letih, lesu
d.   batuk, yang mungkin semakin memburuk pada malam hari
e.   hidung meler atau hidung tersumbat.
f.    selaput lendir hidung tampak merah dan membengkak, dari hidung mungkin keluar nanah berwarna kuning atau hijau.

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala, foto rontgen sinus dan hasil pemeriksaan fisik. Untuk menentukan luas dan beratnya sinusitis, bisa dilakukan pemeriksaan CT scan.
Pada sinusitis maksilaris, dilakukan pemeriksaan rontgen gigi untuk mengetahui adanya abses gigi.

Penatalaksanaan
Sinusitis akut
Untuk sinusitis akut biasanya diberikan :
1.   Dekongestan untuk mengurangi penyumbatan § Antibiotik untuk mengendalikan infeksi bakteri (terapi awal umumnya dengan amoksisilin atau kotrimoksazol)
2.   Obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa nyeri.
3.   Dekongestan dalam bentuk tetes hidung atau obat semprot hidung hanya boleh dipakai selama waktu yang terbatas (karena pemakaian jangka panjang bisa menyebabkan penyumbatan dan pembengkakan pada saluran hidung). Untuk mengurangi penyumbatan, pembengkakan dan peradangan bisa diberikan obat semprot hidung yang mengandung steroid.

Sinusitis kronik
Diberikan antibiotik dan dekongestan. Untuk mengurangi peradangan biasanya diberikan obat semprot hidung yang mengandung steroid. Jika penyakitnya berat, bisa diberikan steroid per-oral (melalui mulut). Hal-hal berikut bisa dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman :
a.   Menghirup uap dari sebuah vaporizer atau semangkuk air panas
b.   Obat semprot hidung yang mengandung larutan garam
c.   Kompres hangat di daerah sinus yang terkena.

Jika tidak dapat diatasi dengan pengobatan tersebut, maka satu-satunya jalan untuk mengobati sinusitis kronik adalah pembedahan
http://dokter-agus.blogspot.com/2011/10/sinusitis.html

Mengenal Lebih Dalam TETANUS



Definisi

Tetanus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium tetani dan menyerang otot rangka. Disebut juga lockjaw karena terjadi kejang pada otot rahang. Tetanus banyak ditemukan di negara-negara berkembang. Tanpa imunisasi, angka kematian penyakit ini berkisar antara 35 – 70% tergantung umur, jenis kelamin, letak geografi, masa inkubasi, dan penatalaksanaan.

Penyebab

Bakteri an-aerob Clostridium tetani. Spora dari Clostridium tetani dapat hidup selama bertahun-tahun di dalam tanah dan kotoran hewan. Jika bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh manusia, bisa terjadi infeksi baik pada luka yang dalam maupun luka yang dangkal. Setelah proses persalinan, bisa terjadi infeksi pada rahim ibu dan pusar bayi yang baru lahir (tetanus neonatorum). Yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala infeksi adalah racun yang dihasilkan oleh bakteri, bukan bakterinya.

Gambaran Klinis

1.    Gejala-gejala biasanya muncul dalam waktu 5 – 10 hari setelah terinfeksi, tetapi bisa juga timbul dalam waktu 2 hari atau 50 hari setelah terinfeksi.
2.    Gejala yang paling sering ditemukan adalah kekakuan rahang dan sulit dibuka (trismus) karena yang pertama terserang adalah otot rahang.
3.    Selanjutnya muncul gejala lain berupa gelisah, gangguan menelan, sakit kepala, demam, nyeri tenggorokan, menggigil, kejang otot dan kaku kuduk, lengan serta tungkai.
4.    Kejang pada otot-otot wajah menyebabkan ekspresi penderita seperti menyeringai (risus sardonikus) dengan kedua alis yang terangkat.
5.    Kekakuan atau kejang otot-otot perut, leher dan punggung bisa menyebabkan kepala dan tumit penderita tertarik ke belakang sedangkan badannya melengkung ke depan yang disebut epistotonus.
6.    Kejang pada otot sfingter perut bagian bawah bisa menyebabkan retensi urin dan konstipasi.
7.    Gangguan-gangguan yang ringan, seperti suara berisik, aliran angin atau goncangan, bisa memicu kekejangan otot yang disertai nyeri dan keringat yang berlebihan.
8.    Selama kejang penderita tidak dapat berbicara karena otot dadanya kaku atau terjadi kejang tenggorokan sehingga terjadi kekurangan oksigen yang menyebabkan gangguan pernafasan. Biasanya tidak terjadi demam. Laju pernafasan dan denyut jantung serta refleks-refleks biasanya meningkat. Tetanus juga bisa terbatas pada sekelompok otot di sekitar luka. Kejang di sekitar luka ini bisa menetap selama beberapa minggu.


Diagnosis
Diduga suatu tetanus jika terjadi kekakuan otot atau kejang pada seseorang yang memiliki luka. Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pembiakan bakteri dari apusan luka.

Penatalaksanaan
Penderita tetanus harus segera dirujuk ke rumah sakit karena ia harus selalu dalam pengawasan dan perawatan. Sebelum dirujuk lakukanlah hal-hal tersebut di bawah ini. Selanjutnya bila anak yang menderita tetanus selesai dirawat, berikan tetanus toksoid 3 kali dengan jarak waktu 1 bulan.
1.    Pertahankan jalan napas dan jaga keseimbangan cairan.
2.    Segera berikan human tetanus immunoglobulin 5000 IU i.m untuk menawarkan racun yang belum bersenyawa dengan otot.
3.    Bila yang ada hanya ATS suntikkan i.m atau i.v 20.000 – 40.000 IU/hari selama 3 hari atau 20.000 IU/hari untuk anak-anak selama 2 hari.
4.    Berikan penisilin prokain 2 juta IU i.m pada orang dewasa atau 50.000 IU/kgBB/hari selama 10 hari pada anak untuk eradikasi kuman.
5.    Berikan diazepam untuk mengendalikan kejang dengan titrasi dosis : 5 – 10 mg i.v. untuk anak dan 40 – 120 mg/hari untuk dewasa.
    Cegah penyebaran racun lebih lanjut dengan eksplorasi luka dan membersihkannya dengan H202 3%. Port d'entre lain seperti OMSK atau gangren gigi juga harus dibersihkan dahulu.
    Untuk menetralisir racun diberikan immunoglobulin tetanus. Antibiotik tetrasiklin dan penisilin diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut. Obat lainnya bisa diberikan untuk menenangkan penderita, mengendalikan kejang dan mengendurkan otot-otot. Penderita biasanya dirawat di rumah sakit dan ditempatkan dalam ruangan yang tenang.